stunting dapat berdampak pada penurunan kemampuan kognitif
Yogyakarta (ANTARA) - Tim peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan perangkat yang diberi nama "GAMA-KiDS" untuk membantu deteksi dini stunting.

"Pengembangan GAMA-KiDS tidak lepas dari isu stunting yang telah menjadi sorotan sejak beberapa tahun belakangan, bahkan pada masa pandemi COVID-19," ujar Dosen dari Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM Dr Siti Helmiyati melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, berbagai riset membuktikan bahwa masalah stunting di Indonesia perlu perhatian khusus. Salah satu kunci dalam upaya mengatasi stunting adalah kecepatan deteksi dini, yang umumnya dilakukan oleh kader Posyandu.

Karena itu, ia berharap perangkat tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan Posyandu dalam melakukan deteksi dini stunting.

Baca juga: Legislator: Petakan penanganan kasus stunting di Kota Surabaya
Baca juga: BKKBN kukuhkan Ketua Tim PKK Jateng jadi Bunda Genre dan Duta Stunting

Menurut dia, alat tersebut merupakan sebuah kit yang terdiri dari tikar untuk mengukur panjang badan, cakram ukur status gizi panjang badan menurut usia, dan buku petunjuk penggunaan.

Siti menerangkan, stunting merupakan kondisi tinggi atau panjang badan anak yang kurang dari 2 standar deviasi dari rerata tinggi atau panjang badan kelompok usianya.

"Stunting dapat berdampak pada penurunan kemampuan kognitif, sistem imun yang lemah, dan perkembangan emosional yang kurang," katanya.

Apabila seorang anak stunting tidak segera dilakukan upaya perbaikan status gizi, menurut dia, di masa dewasa tidak akan menjadi orang yang produktif, mudah sakit, dan menjadi beban baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan negara.

Baca juga: Dosen Unand buat roti sorgum dan vla dari dadih untuk atasi stunting
Baca juga: Pahami miskonsepsi stunting agar tak keliru saat beri nutrisi balita

Upaya deteksi dini stunting, menurutnya, masih menghadapi sejumlah kendala, yakni belum semua kader Posyandu mampu melakukan deteksi dini stunting. Selain itu, tidak semua daerah memiliki alat ukur panjang badan yang valid.

"Banyak alat ukur panjang badan yang digunakan dibuat sendiri secara swadaya oleh masyarakat dan belum teruji validitasnya," kata dia.

GAMA-KiDS sendiri pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 dan diteliti lebih lanjut pada tahun 2020 dan 2021 melalui pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan diuji coba pada Posyandu di Yogyakarta dan Aceh.

Baca juga: Penanganan stunting menentukan masa depan bangsa

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021