Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat menyambut baik, Kamis, ditahannya 12 pemberontak separatis di Papua terkait penembakan dua guru warga Amerika Serikat pada 2002 lalu, dengan menyatakan penyelesaian kasus itu sangat menentukan bagi Washington. "Mencari keadilan atas kejahatan ini masih menjadi prioritas bagi Ameriuka Serikat, dan kami merasa gembira bahwa pemerintah Indonesia juga mengakui pentingnya kasus ini," AFP melaporkan, mengutip Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Sean McCormack. Dikatakannya Amerika Serikat "menyambut baik penahanan", Rabu, oleh Kepolisian Republik Indonesia atas pemimpin kelompok separatis OPM, Antonius Wamang dan 11 pemberontak lainnya terkait pembunuhan tersebut. Wamang pada 2004 dituntut oleh sebuah pengadilan distrik Amerika Serikat atas pembunuhan dua guru Amerika di Timika. Seorang guru Indonesia juga tewas dalam insiden penghadangan itu. Wamang diduga menjadi komandan OPM saat terjadinya penyerangan itu, yang berlangsung pada jalan menuju pertambangan emas dan tembaga di Timika yang dioperasikan PT Freeport McMoran. FBI dilaporkan terlibat secara aktif dalam penyelidikan kasus itu, dengan tim agen-agennya berada di Propinsi Papua dalam beberapa pekan terakhir. Kasus penembakan itu telah menyebabkan hubungan antara Jakarta dan Washington diselimuti awan mendung, akibat adanya kecurigaan militer kemungkinan terlibat dalam penembakan itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menemui janda salah satu korban yang tewas dalam kunjungannya ke Washington pada Mei lalu dan berjanji akan menyeret pelaku penembakan ke pengadilan. "Kami akan mengikuti kasus ini dengan seksama," kata McCormack, Kamis. (*)

Copyright © ANTARA 2006