Xian, China (ANTARA News) - Wakil Presiden Xian Aircraft International Corporation (XAIC) Gang Shaohua menyatakan bahwa penjualan 15 pesawat MA-60 dari pihaknya kepada pihak PT Merpati Nusantara Airlines melibatkan pihak antarpemerintah (G to G) Indonesia dan China.

Wartawan ANTARA News yang mengikuti liputan kunjungan ke pabrik XAIC yang berada di kota Xian, China, Senin, juga ditunjukkan sejumlah bagian mengenai proses produksi dalam XAIC yang juga telah menjalin kerja sama dengan dua perusahaan produsen pesawat besar di dunia, Boeing dan Airbus.

"Proyek yang berlangsung selama lima tahun itu adalah `G to G`, di antara dua pemerintahan," kata Gang.

Menurut dia, dalam proses penjualan yang dimulai sejak tahun 2005 itu memang terdapat fase naik turun sehingga terbentuklah proses panjang yang melibatkan banyak pihak seperti anggota parlemen dan pemerintah.

Ia juga menyebutkan, selama proses penjualan itu berlangsung, terdapat sejumlah anggota parlemen yang menyatakan ketidaksetujuannya dan terdapat juga sejumlah anggota parlemen yang setuju.

Sedangkan untuk peristiwa kecelakaan yang melibatkan pesawat MA-60, Gang mengatakan XAIC telah mengirimkan perwakilan dan membahas peristiwa kecelakaan tersebut serta telah menawarkan bantuan.

Gang juga menegaskan, untuk kecelakaan yang terjadi bukanlah berarti bahwa pesawat MA-60 yang dijual pihaknya kepada Merpati memiliki kelemahan fatal.

"Kami akan menghargai hasil laporan akhir yang akan dikeluarkan oleh KNKT," katanya.
(M040/B012)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011