Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja diharapkan menjadi dasar pemangku kepentingan dalam mengembangkan kebijakan dan program pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Hasil survei ini sangat penting bagi berbagai pemangku kepentingan. Survei ini dapat membantu memahami skala dan permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagai dasar dalam pengembangan kebijakan dan program pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Menteri Bintang dalam acara Rilis Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional & Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2021 di Jakarta, Senin.
Menurut dia, survei ini merupakan satu-satunya sumber data statistik kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menghasilkan estimasi prevalensi kekerasan di tingkat nasional dimana data sebelumnya yang tersedia adalah tahun 2016 untuk perempuan dan tahun 2018 untuk anak.
Baca juga: Kekerasan terhadap perempuan 2021 turun dibandingkan 2016
Dari hasil survei, dapat diketahui prevalensi kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2021 menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016.
"Secara umum hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional Tahun 2021 menunjukkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dibandingkan tahun 2016, baik itu dilakukan oleh pasangan, demikian juga oleh selain pasangan, maupun kekerasan yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan dengan referensi selama hidup," kata Bintang.
Ia merinci 26,1 persen perempuan usia 15 sampai dengan 64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan atau seksual yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan turun dari tahun 2016 yaitu sebesar 33,4 persen.
Pihaknya juga menambahkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Tahun 2021 juga memperlihatkan hasil yang menggembirakan.
Hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Tahun 2021 juga cukup menggembirakan karena secara umum juga memperlihatkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap anak," katanya.
Menteri PPPA menjelaskan pada tahun 2021 tercatat sebanyak 34 persen anak laki-laki dan 41,05 persen anak perempuan usia 13 sampai 17 tahun pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya turun dari tahun 2018 yaitu tercatat 62,31 persen anak laki-laki dan 62,75 persen anak perempuan mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya.
Bintang mengatakan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak ini merupakan hasil dari upaya bersama dari berbagai pihak.
"Penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terukur pada tahun 2021 ini tentunya merupakan buah dari berbagai upaya pencegahan dan penanganan yang dilakukan bersama-sama lintas sektor," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA ajak perempuan berdaya majukan negeri
Baca juga: Menteri PPPA imbau para Ibu sensitif, laporkan kekerasan seksual
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021