Jakarta (ANTARA News) - Pemilik suara mayoritas PSSI atau lebih dikenal dengan Kelompok 78 tetap pada keputusan awal, yaitu mendukungan pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro (GT-AP) pada Kongres PSSI yang dijadwalkan ulang sebelum 30 Juni 2011.

"Dari 18 nama calon yang ada, tidak ada orang yang bisa menggantikan pasangan GT-AP," kata juru bicara Kelompok 78 Saleh Mukadar di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kedua tokoh yang diusung merupakan orang yang dinilai mampu melakukan reformasi di tubuh PSSI. Mereka juga cukup berpengalaman dalam mengelola kompetisi profesional.

Dengan adanya larangan penggunaan APBD oleh pemerintah, kata dia, pengusaha gila sepak bola sangat dibutuhkan untuk mendukung jalannya kompetisi.

"Pak Arifin sudah cukup berpengalaman mengelola kompetisi tanpa APBD. Jadi kami tetap mengusungnya. Jika ingin banyak pilihan kami berharap pak Nirwan Bakrie juga maju dalam kongres nanti," katanya menambahkan.

Presiden Direktur klub Liga Primes Indonesia (LPI) Persebaya 1927 itu menjelaskan, sebagai upaya untuk mendukung pasangan GT-AP, pihaknya kembali meminta CAS untuk melarang FIFA memberikan sanksi pada PSSI dan para anggotanya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Selain itu, Kelompok 78 juga meminta FIFA membentuk Komite Normalisasi baru dengan misi khusus untuk melakukan pemilihan melalui kongres untuk memilih sembilan orang anggota EXCO PSSI tetapi tidak termasuk ketua umum dan wakil ketua umum.

"Kami juga meminta pelaksanaan pemilihan ketua umum dan wakil ketua umum akan dilaksanakan setelah keputusan CAS keluar," ujarnya.

Pernyataan Kelompok 78 itu bertentangan dengan keputusan FIFA, Senin (30/5) yang menyatakan bahwa keempat calon yang sebelum dilarang maju yaitu GT-AP, Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie tetap dilarang keikutsertaanyya pada kongres nanti.

Selain larangan bagi empat orang itu, federasi sepak bola dunia itu juga mengancam akan memberikan sanksi suspend pada Indonesia per 1 Juli nanti jika kongres yang dijadwalkan kembali mengalami kebuntuhan seperti Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (20/5).

Kebuntuan yang membuat pimpinan sidang saat itu Agum Gumelar menutup sidang meski belum ada keputusan karena pemilik suara mayoritas meminta Komite Banding menjelaskan keputusannya yang meloloskan banding GT-AP.

Jika melihat dukungan yang besar pada pasangan GT-AP seperti saat ini, kemungkinan besar sanksi tegas dari FIFA akan turun. Banyak pihaknya yang dirugikan jika sanksi benar-benar turun di antaranya timnas tidak bisa lagi bertanding di ajang internasional salah satunya SEA Games 2011 nanti.(*)
(T.B016/R014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011