Nantinya implementasi MLFF ini bisa diintegrasikan juga dengan mekanisme pengendalian kendaraan berat atau ODOL dengan menggunakan alat weight-in-motion (WIM) yang ada di jalan tol
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan nantinya implementasi sistem transaksi tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) bisa diintegrasikan dengan mekanisme pengendalian kendaraan over dimension over loading (ODOL) yakni alat weight-in-motion (WIM).

"Nantinya implementasi MLFF ini bisa diintegrasikan juga dengan mekanisme pengendalian kendaraan berat atau ODOL dengan menggunakan alat weight-in-motion (WIM) yang ada di jalan tol," kata Kepala Subbidang Operasi dan Pemeliharaan I BPJT Galuh Permana Waluyo dalam seminar daring di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, melalui integrasi MLFF dan WIM itu maka data kendaraan yang dikategorikan sebagai ODOL dapat terbaca dengan mudah. BPJT bisa mengintegrasikan MLFF dengan WIM dalam satu sistem, sehingga dapat terbaca kendaraan ODOL tersebut melintasi ruas tol mana, kemudian bebannya berapa, dan sebagainya.

Dalam paparannya, Galuh menyampaikan sejumlah manfaat dari integrasi sistem transaksi tol nirsentuh dengan mekanisme WIM untuk mengendalikan kendaraan ODOL tersebut yakni meningkatkan keselamatan berkendara.

Kemudian manfaat lainnya adalah melindungi infrastruktur jalan tol, dan meningkatkan efisiensi dari Electronic Public Road Trade Control System.

Sebelumnya, Kepala BPJT Danang Parikesit menyampaikan, proses pembayaran tol tanpa berhenti atau MLFF memiliki banyak manfaat di antaranya dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol dikarenakan tidak adanya antrean kendaraan saat melakukan transaksi pembayaran.

Kemudian mengurangi polusi dan emisi karbon, mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka seluruh opsi pembayaran yang dapat dipantau secara realtime, hingga efisiensi biaya operasional tol dengan jaminan penerimaan 100 persen pendapatan tol.

Sistem tersebut dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dan mengurangi emisi hingga 35 persen.

Dengan memanfaatkan konektivitas telepon pintar (smartphone) dan satelit, maka nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan.

Pengguna dapat masuk keluar jalan tol tanpa hambatan dan tarif tol nantinya akan terpotong otomatis dari saldo pengguna melalui aplikasi yang berfungsi sebagai On Board Unit (OBU) elektronik atau e-OBU saat melewati sensor pada akses masuk tol.

Penerapan MLFF akan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk mengenali dan menentukan posisi kendaraan yang masuk ke jalan tol.

Baca juga: Kementerian PUPR: Aplikasi tol nirsentuh bakal dirilis Juli 2022

Baca juga: PUPR targetkan penerapan transaksi tol nirsentuh mulai Desember 2022

Baca juga: Bayar tol nirsentuh minimalisir kemacetan dan emisi gas buang

Baca juga: Asosiasi-RITS-Kementerian PUPR finalisasi implementasi tol nirsentuh

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021