Bangkok (ANTARA News/Reuters Life!) - Petugas pabean Thailand menemukan 451 ekor kura-kura senilai satu juta baht (Rp3,3 miliar) yang disembunyikan di koper yang diturunkan dari penerbangan Bangladesh, perampasan terakhir makhluk hidup di bandara udara Suvarnabhumi Bangkok yang sibuk.

Kura-kura dari berbagai ukuran bernilai sekitar 2.000 baht seekor di pasar Thailand, dan tujuh gavial palsu, buaya jenis air tawar yang masing-masing senilai 10.000 baht, yang ditemukan pada Kamis.

Satwa langka itu disimpan di dalam tas kecil yang kemudian dikemas ke dalam kardus, tapi digeledah setelah pihak berwenang menerima informasi bahwa seorang pedagang-penyelundup sedang dalam perjalanan ke Thailand.

Pelaku diduga seorang berkebangsaan Bangladesh tidak memungut tas itu dan melarikan diri pada saat tiba di Bangkok, kata para pejabat bea cukai.

Penemuan ini adalah yang terbesar sejak bulan September tahun lalu, saat 1.140 penyu oleh petugas pabean dalam sehari. Berikutnya, 218 ekor penyu disita sebulan kemudian.

Thailand, yang berbatasan dengan empat negara, telah sering melihat perdagangan gelap satwa liar dan petugas bea cukai di Suvarnabhumi sering menyita reptil dan hewan kecil dari dalam bagasi.

Mereka juga menemukan anak harimau berusia dua bulan dalam tas pada Agustus lalu, yang disembunyikan dengan mainan boneka harimau dengan tujuan ke Iran.

Prasong Poontaneat, direktur jenderal departemen pabean Thailand mengatakan, kemungkinan kura-kura itu bertujuan ke Pasar Chatujak Bangkok, pasar besar dan luas yang terdiri 11.000 kios dan toko-toko yang menjual hewan-hewan peliharaan termasuk spesies yang terancam punah pun kadang-kadang dijual.

Pasar, yang beroperasi pada akhir pekan saja itu, menghasilkan perputaran senilai satu miliar baht (33 ​​juta dolar) per bulan dari sekitar 350.000 pembeli lokal dan asing, menurut Jawatan Kereta Api Negara Thailand, yang memiliki tanah untuk pasar itu.

Walaupun Thailand telah berada di garis depan dari upaya kawasan untuk memerangi perdagangan satwa liar, namun beberapa bandara negara, pelabuhan laut dan jaringan jalan membuatnya menjadi transit utama untuk tujuan lain.
(Uu.H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011