Palu (ANTARA News) - Dua buron pelaku penembakan polisi di Palu, Sulawesi Tengah, yang saat ini diduga masih bersembunyi di pedalaman hutan Poso, dinilai menguasai medan karena aparat belum juga menemukannya selama tujuh hari sejak mereka menghilang.

"Mungkin kedua pelaku sangat hafal lokasi hutan itu, tidak mungkin orang biasa bisa sembunyi selama itu tanpa bahan makanan," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno di Palu, Kamis.

Penguasaan medan persembunyiannya karena saat penggeledahan di rumah Haryanto, tersangka penembakan yang sudah tertangkap, polisi menemukan peta hutan yang saat ini dijadikan lokasi pelariannya.

Saat ini, polisi masih mengepung lokasi hutan yang terletak di sekitar Desa Tangkura dan Desa Dewua itu.

Kedua pelaku itu dianggap berbahaya karena masing-masing memiliki senjata api.

Kedua pelaku bersembunyi di dalam hutan sejak Rabu (25/5) sore.

Saat itu pelaku menghindar dari razia yang dilakukan polisi. Pelaku yang mengendarai sepeda motor sempat melepaskan tembakan ke arah polisi agar tidak melakukan razia namun tidak ada korban jiwa.

Saat masuk hutan, pelaku meninggalkan sepeda motornya. Sepeda motor itu diduga merupakan hasil rampasan.

Saat ini polisi juga gencar melakukan razia di perbatasan Kabupaten Poso guna mengantisipasi keluar-masuknya jaringan pelaku penembakan.

Razia itu bertujuan menutup ruang gerak pelaku penembakan yang diduga kuat termasuk jaringan teroris tertentu.

Saat ini polisi juga masih memeriksa istri Haryanto dan kakak iparnya karena diduga mengetahui sepak terjang Haryanto sebelum melakukan aksi penembakan di Palu.

Insiden penembakan di Palu pada 25 Mei 2011 menewaskan dua polisi, sedangkan seorang lainnya masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka tembak di bagian kaki.

Dua dari empat pelaku sudah ditahan polisi saat mencoba kabur setelah melakukan penembakan. (*)

(T.R026/S022)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011