Jakarta (ANTARA News)- Asiariver Advisors Pte Ltd memutuskan untuk menyelesaikan rencana akuisisi 20 persen saham pendiri PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) pada Juni 2011.

Direktur Asiariver Advisors, Bimen Fang Qinglin dalam siaran pers, di Jakarta, Senin, mengatakan transaksi itu akan diselesaikan dengan pihak pendiri dan pemilik saham Duta Graha saat ini dalam waktu dekat.

Ia mengharapkan, keikutsertaan Asiariver Advisory dalam penyertaan saham di Duta Graha tersebut akan memberikan sinergi yang lebih baik dan meningkatkan nilai keuntungan yang lebih besar bagi seluruh pemegang saham perusahaan kontraktor terkemuka di Indonesia.

"Duta Graha Indah salah satu perusahaan konstruksi dan kontraktor infrastruktur swasta yang terkemuka di Indonesia. Sejauh ini Asiariver masih memiliki proyeksi yang positif terhadap prospek industri infrastruktur di Indonesia karena Indonesia masih memiliki kemungkinan untuk mengalami pertumbuhan jangka panjang ditunjang oleh fundamental makroekonomi yang kuat," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Duta Graha memiliki tim manajemen yang solid, kredibel, dan profesional.

Ia mengaku, Asiariver sendiri telah melaksanakan uji tuntas (due diligence) pembelian saham Duta Graha tersebut sejak November 2010 lalu dan uji tuntas itu selesai pada akhir Januari 2011.

Masuknya Asiariver Advisors ke dalam Duta Graha merupakan fase pertama dari tujuan pengembangan energi terbarukan di Indonesia terutama pembangkit listrik tenaga air/PLTA karena Duta Graha yang memiliki kompetensi di bidang yang terkait air, kata Bimen.

Beberapa proyek terkait air dari Duta Graha adalah Sermo Dam di Yogyakarta, Salomekko di Sulteng, Banjir Kanal Timur di Jakarta dan Antokan di Sumbar.

Ia mengatakan, Asiariver Advisors memiliki ketertarikan serius pada bisnis energi terbarukan terutama PLTA. "Bagi Asiariver, Asia Tenggara termasuk Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk renewable energy yang belum tergarap," katanya.

Sebelumnya, transaksi jual-beli 20 persen saham pendiri Duta Graha tersebut rencananya bakal selesai pada akhir April 2011 atau awal Mei 2011.

Namun, rencana itu sempat tertunda karena kasus penyuapan pada proyek pembangunan wisma atlet di Palembang, Sumatera Selatan yang menimpa perusahaan konstruksi itu.

Dipaparkan, total saham yang dinegosiasikan sebanyak 5,54 miliar. Saham yang ditransaksikan merupakan saham pendiri (tidak mengambil dari market), maka transaksi itu diperkirakan tidak akan menimbulkan fluktuasi harga saham di pasar. (T.KR-ZMF/C/S004/S004)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011