Melbourne (ANTARA News) - Petenis putri sensasional India, Sania Mirza merasa yakin dan bahkan berani bermimpi bahwa dia akan dapat memenangi gelar grand slam pada suatu hari nanti, termotivasi karena menjadi petenis harapan baru Asia. Petenis berusia 19 tahun itu menyadari bahwa ia menyandang beban bukan hanya dari negaranya, tetapi dari seluruh kawasan Asia saat ia mencoba keberuntungannya di Australia Terbuka, grand slam pembuka musim. "Saya pikir, sebagai seorang atlet, tidak hanya sebagai pemain tenis, target adalah hal utama," katanya, seperti dilaporkan AFP. "Saya pikir, target itu akan memacu saya karena saya tahu ada banyak orang yang mendukung saya. Tidak hanya penduduk di India, tetapi seluruh orang di Asia mendukung saya." Bintang Mirza mulai bersinar saat ia mendapat wild card untuk tampil di Australia Terbuka tahun lalu. Petenis belia tersebut kemudian tampil fenomenal selama 2005 dan menjadi petenis India pertama yang memenangi gelar WTA Tour dan berhasil naik lebih dari 100 peringkat dan kini berada di peringkat 34 dunia. Ia pun menjadi panutan gadis-gadis India. Dengan seluruh pengalamannya tersebut, Mirza pun tampak lebih dewasa dari usia yang sebenarnya, sehingga ia pun dapat berbicara dengan penuh percaya diri. "Saya bukan lagi 'seorang anak kemarin sore'," katanya, tetapi ia masih belum percaya bahwa suatu hari nanti ia mungkin saja memenangi gelar grand slam. "Memenangi grand slam tentu menjadi impian saya. Itulah yang kami kejar, tetapi untuk mengatakan saya akan memenangi salah satu diantaranya suatu saat nanti adalah hal yang sangat berat," katanya. Mantan petenis besar India, Vijay Amritraj mengatakan bahwa Mirza akan menjadi salah satu pemegang gelar grand slam, dengan mengatakan bahwa ia tengah menempuh jalan untuk mewujudkannya berdasarkan sikap dan kerja kerasnya. Tetapi Mirza mengetahui bahwa untuk mewujudkan impiannya, ia harus menghindari cedera yang akhir-akhir ini semakin sering dialami pemain. "Banyak faktor untuk dapat memenangi Grand Slam, bahkan untuk mempertahankan peringkat saya. "Banyaknya cedera yang dialami pemain dan tekanan kepada fisik kami --tenis adalah olahraga keras. Saya tidak ingin menentukan kapan saya akan memenangi Grand Slam," kata petenis kelahiran Hyderabad itu. "Tujuan utama saya saat ini adalah lolos dari babak pertama." Mirza seharusnya tidak memiliki masalah, karena akan berhadapan dengan pemain dari babak kualifikasi, Victoria Azarenka asal Belarusia pada babak pertama Australia Terbuka. Ia melakukan latihan di bawah asuhan pelatih asal Australia, Tony Roche di Sydney dan beberapa kali melakukan pemanasan dengan petenis putra nomor satu dunia, Roger Federer sebagai persiapannya di Australia Terbuka. "Saya bekerja dengan Tony selama Desember dan membuat beberapa perubahan pada permainan saya. Saya merasa lebih segar dan saya sangat bersemangat," katanya. "Kami berusaha memperbaiki servis dan pola permainan saya serta memperbaiki pukulan voli saya, sehingga saya akan memperoleh banyak variasi." Soal berita negatif Seiring dengan ketenarannya, Mirza pun tidak dapat terlepas dari berita negatif mengenai dirinya. Penganut Islam konservatif mengkritik Mirza karena mengenakan rok pendek di lapangan, bahkan salah satu ulama mengatakan bahwa ia tampil setengah telanjang di lapangan yang sangat bertentangan dengan islam." Kemudian ia pun melancarkan pernyataan yang dapat diinterpretasikan bahwa seks pranikah bisa dibenarkan. Tetapi Mirza yang juga seorang Muslim itu menganggap hal itu sebagai bagian dari langkahnya. "Untuk dapat melihat sisi positif dari sebuah masalah, anda harus mengetahui segala hal negatifnya," katanya yang mengaku masih takjub dengan seluruh perhatian yang ia peroleh. "Saya tidak berpikir bahwa segala hal yang saya dapat sekarang akan terjadi sangat cepat." (*)

Copyright © ANTARA 2006