Kairo (ANTARA News) - Mohammad Omar, bocah berusia 13 tahun tiba-tiba menghilang dari pandangan saat bersama beberapa kawan sebayanya mencari ikan di Danau Zamzam, Darfur, bagian barat Sudan.

Kawan-kawan Omar pun panik dan melapor kejadian mengenaskan itu kepada Umdah, tetua di kamp pengungsi Darfur.

Omar dan kawan-kawannya memang tercatat sebagai anak-anak pengungsi korban konflik bersenjata Darfur yang ditampung di kamp-kamp pengungsi di bawah lindungan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.

Dalam Pasukan PBB di Darfur (UNAMID) itu terdapat pula Kontingen Garuda Bhayangkara Indonesia untuk unit kepolisian, Formed Police Unit (FPU).

FPU Indonesia secara khusus diminta Umdah untuk membantu pencarian, yang dilakukan selama dua hari berturut-turut.

Pada hari pertama, FPU Indonesia mengerahkan tiga personelnya untuk mencari di sekitar tempat korban menghilang, namun tidak berhasil, dan pencarian dihentikan karena sudah malam.

Pada malam harinya sekitar pukul 20.00 waktu setempat, Umdah mendatangi lagi Markas FPU Indonesia untuk meminta pencarian lanjutan pada esok harinya.

Komandan Kontingen FPU Indonesia, AKBP Gatot Mangkurat P.PJ menyambut baik permintaan Umdah tersebut dengan menambah anggota tim SAR menjadi 16 personel.

Tim SAR dibagi empat regu dengan dipimpin oleh AKP Victor Mackbon, dan Kompol Tedy Purnanto.

Pencarian hari kedua pun dimulai pada pukul 08.00 pagi di empat lokasi, namun selama empat jam hingga pukul 14.00 waktu setempat belum menemukan tanda-tanda apapun menyangkut korban.

Akhirnya, pada pukul 15.00 waktu setempat, regu keempat menemukan korban pada kedalaman lima meter dari permukaan danau, namun korban telah menjadi mayat.

"Tim SAR FPU Indonesia dalam pencarian itu menggunakan peralatan seadanya seperti kayu, drum, tali dan jangkar serta mendapat bantuan dari penduduk sekitar Danau Zamzam," kata Perwira Administrasi Personel FPU Indonesia III, AKP Andri Ananta Yudhistira, kepada ANTARA Kairo, Rabu (8/6).

"Ini merupakan bagian misi yang amat penting. Meskipun kami tidak bisa menyelamatkan nyawa Muhammad Omar, namum kami berhasil membawa dan menyerahkan jasad korban kepada keluarganya untuk dimakamkan secara layak," ujar AKBP Gatot Mangkurat, menggambarkan drama penyelamatan pada 22 Maret 2011 tersebut.
(M043/Z002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011