Banda Aceh, (ANTARA News) - Departemen Kelautan dan Perikanan mengalokasikan dana sekitar Rp80 miliar (8 juta dolar AS) untuk menjaga ekosistem pantai dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pascagempa dan tsunami, 26 Desember 2004. "Alhamdulillah, kita memperoleh kucuran dana khusus dari Pemerintah pusat untuk pelestarian lingkungan pesisir dan peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di NAD, program tahun 2006," kata Penjabat Gubernur Provinsi NAD, Mustafa Abubakar, kepada pers di Banda Aceh, Senin (16/1). Ia menjelaskan, sebagian besar pesisir pantai di sejumlah kabupaten/kota di provinsi ujung paling barat Indonesia ini luluh-lantak setelah diterjang bencana alam gempa dan tsunami pada akhir tahun 2004. "Kucuran dana dari Pemerintah pusat melalui Departemen perikanan dan kelautan itu untuk memperbaiki kerusakan pantai, infrastruktur perikanan yang rusak serta pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan tradisional," tegas gubernur. Dengan bantuan dana Pemerintah pusat itu, tambah gubernur, diharapkan dapat mengenjot kembali aktivitas ekonomi masyarakat pesisir. Dalam pengelolaan dana tersebut akan melibatkan perguruan tinggi di daerah ini. Di pihak lain, Mustafa Abubakar mengharapkan kondisi ekonomi para nelayan dan penduduk pesisir di Aceh kedepan akan menjadi lebih baik. "Program-program pemberdayaan masyarakat pesisir akan kita perioritaskan, apakah dengan budidaya tambak, rumput laut dan pengolahan ikan," tambah dia. Lebih lanjut, gubernur menjelaskan dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir itu tidak berarti mengesampingkan aspek kelestarian ekosistem alam. "Kita juga tidak mau kalau sumber daya alam itu terus menerus di eksploitir tanpa disertakan dengan regenerasi karena akan mengundang efek lingkungan yang lebih fatal seperti bencana alam tsunami," kata Mustafa Abubakar.(*)

Copyright © ANTARA 2006