Wina (ANTARA News) - Badan pengawas atom PBB melaporkan Suriah ke Dewan Keamanan PBB, Kamis (9/6), karena melakukan kegiatan atom terselubung, tindakan pimpinan AS yang dilakukan bersamaan dengan pengutukan Barat atas aksi Damaskus terhadap protes oposisi.

Rusia dan China memberi suara yang menentang usul Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang menyoroti perpecahan besar yang mungkin menyiratkan veto mengenai tindakan penghukuman oleh Dewan PBB di New York, Amerika Serikat.

Itu adalah untuk pertama kali dewan direktur IAEA --badan PBB yang berpusat di Wina yang bertugas mencegah penyebaran senjata nuklir-- merujuk satu negara ke Dewan Keamanan PBB sejak badan tersebut mengirim dokumen Iran ke Dewan Keamanan lima tahun lalu.

Dengan 17 suara mendukung dan enam menentang, dewan pimpinan IAEA, yang terdiri atas 35 negara, mensahkan resolusi dukungan Barat itu, yang menegur negara Arab tersebut karena selama tiga tahun menghalangi penyelidikan lembaga itu ke kompleks Dair Alzour --yang dibom Israel pada 2007.

Menurut laporan dinas intelijen AS, itu adalah mesin baru --reaktor yang dirancang Korea Utara dengan tujuan menghasilkan plutonium buat senjata atom sebelum pesawat tempur menghancurkannya.

IAEA memberi dukungan terpisah bagi tuduhan AS di dalam laporan bulan lalu, yang menyatakan instalasi tersebut "sangat mungkin" adalah satu reaktor.

Suriah menyatakan itu adalah instalasi nonmiliter.

Utusannya untuk IAEA menyebut hasil pemungutan suara tersebut "disesalkan" tapi menyatakan Damaskus takkan takkan melakukan tindakan pembalasan.

"Saya kira Suriah sejak dulu telah terikat komitmen pada kewajibannya dan tugasnya dan saya kira kami akan terus melakukan itu," kata Bassam As-Sabbagh kepada wartawan, ketika ditanya apakah itu akan mempengaruhi kerja sama Suriah dengan badan PBB tersebut. (C003/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011