Masyarakat internasional harus memainkan peran konstruktif guna membantu semua pihak terkait di Suriah mencapai penyelesaian melalui dialog politik.
Beijing (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Suriah adalah negara penting di Timur Tengah, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei, dan "China berharap keamanan serta kestabilan segera kembali di Suriah".

"Masyarakat internasional harus memainkan peran konstruktif guna membantu semua pihak terkait di Suriah mencapai penyelesaian melalui dialog politik," kata Lei dalam taklimat, Kamis (9/6), sebagaimana dilaporkan Xinhua, yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Di dalam pernyataan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China menyeru negara asing agar campur-tangan dalam urusan dalam negeri Suriah, dan berharap masyarakat internasional memainkan peran konstruktif dalam konflik di negeri itu.

Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi juga menegaskan negaranya mendukung pembaruan yang dilakukan oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pada hari yang sama badan pengawas atom PBB melaporkan Suriah ke Dewan Keamanan PBB, karena negeri tersebut diduga melakukan kegiatan bom atom terselubung, tindakan pimpinan AS yang dilakukan bersamaan dengan pengutukan Barat atas aksi Damaskus terhadap protes oposisi.

Rusia dan China memberi suara yang menentang usul Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang menyoroti perpecahan besar yang mungkin menyiratkan veto mengenai tindakan penghukuman oleh Dewan PBB di New York, Amerika Serikat.

Itu adalah untuk pertama kali dewan direktur IAEA --badan PBB yang berpusat di Wina yang bertugas mencegah penyebaran senjata nuklir-- merujuk satu negara ke Dewan Keamanan PBB sejak badan tersebut mengirim dokumen Iran ke Dewan Keamanan lima tahun lalu.

Dengan 17 suara mendukung dan enam menentang, dewan pimpinan IAEA, yang terdiri atas 35 negara, mensahkan resolusi dukungan Barat itu, yang menegur negara Arab tersebut karena selama tiga tahun menghalangi penyelidikan lembaga itu ke kompleks Dair Alzour --yang dibom Israel pada 2007.

(T.C003/B/A011/A011) (*)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011