Terdapat banyak negara-negara berkembang yang ekonominya beroperasi di atas kapasitas sehingga berisiko terkena "overheating", terutama mereka yang berada di Asia dan Amerika Latin.
Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang akan mengalami perlambatan dari 7,3 persen pada tahun 2010 menjadi rata-rata sekitar 6,3 persen pada periode tahun 2011-2013.

Berdasarkan laporan Bank Dunia "Global Economic Prospects" edisi Juni 2011 yang diterima di Jakarta, Jumat, disebutkan bahwa negara-negara berkembang pada saat ini mesti berfokus mengatasi tantangan seperti mencapai pertumbuhan yang seimbang.

Menurut laporan tersebut, cara untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang antara lain melalui reformasi struktural, mengatasi tekanan inflasi, dan menghadapi kenaikan harga komoditas.

Selaras dengan proyeksi negara-negara berkembang, kelompok negara-negara berpenghasilan tinggi juga diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang melambat, dari 2,7 persen pada tahun 2010 menjadi 2,2 persen pada 2011, lalu 2,7 persen pada 2012, dan 2,6 persen pada 2013.

Lembaga keuangan multilateral itu juga menyatakan, terdapat banyak negara-negara berkembang yang ekonominya beroperasi di atas kapasitas sehingga berisiko terkena "overheating", terutama mereka yang berada di Asia dan Amerika Latin.

Sementara inflasi di negara-negara berkembang dilaporkan hampir mencapai 7 persen y-o-y pada Maret 2011, sedangkan inflasi di negara-negara berpenghasilan tinggi juga telah menyentuh angka 2,8 persen pada April 2011.

Kenaikan inflasi yang paling tinggi terdapat di kawasan Asia Timur, Timur Tengah, serta kawasan Afrika Utara.

Bank Dunia juga mengingatkan, kenaikan harga minyak dan kekurangan produksi pangan akibat cuaca buruk juga berkontribusi terhadap melonjaknya harga bahan pangan.

Lonjakan harga tersebut juga dinilai akan memiliki konsekuensi negatif bagi kaum papa yang membelanjakan sebagian besar penghasilannya untuk makanan.

Sebagaimana telah diberitakan, Bank Indonesia (BI) berpandangan masih terdapat potensi perekonomian Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi dari yang diperkirakan apabila berbagai kendala dalam perekonomian dapat diidentifikasi dengan baik dan dicarikan jalan keluarnya.

"Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, baik yang terkait prasarana transportasi, seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara, maupun yang terkait ketersediaan energi bagi pelaku usaha, kami berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 dapat lebih tinggi dari kisaran 6,1-6,6 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (9/6).

Menurut dia, perekonomian Indonesia ke depan diperkirakan masih terus membaik berkat dorongan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga, dengan pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan berada pada batas atas kisaran 6,0-6,5 persen pada 2011 dan meningkat sebesar 6,1-6,6 persen pada 2012. (M040)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011