Sydney (ANTARANews/AFP) - Sekitar 100 pencari suaka yang ditahan di pusat tahanan di Christmas Island, Australia mengamuk dan pihak para keamanan menggunakan peluru-peluru ringan untuk memulihkan ketertiban, kata para pejabat, Jumat.

Beberapa perusuh bersenjatakan batangan besi dan melemparkan batu ke polisi dan para penjaga keamaman dalam protes yang dimulai Kamis malam, kata Kepolisian Federal Australia.

Seorang petugas keamanan cedera tetapi tidak serius.

"Kami dapat mengonfirmasikan ada kerusuhan di Pusat Tahanan Imigrasi Christmas Island Kamis mslam yang melibatkan 80 sampai 100 orang," kata departemen imigrasi.

"Sebagsi bagian dari insiden itu, Kepolisian Federal Australia mengambil alih penanganan kompleks itu sebentar untuk memulihkan ketertiban di fasilitas itu.

"Mereka telah menyerahkan sepenuhnya kekuasaan pusat itu kepada pihak badan pengelola pusat tahanan itu dan fasilitas itu teelah kenenang kembali tenang."

Tidak jelas apa yang memicu kerusuhan itu walaupun kerusuhan Maret lalu di fasilitas itu dimulai untuk memprotes proses penanganan status pengungsi bagi para tahanan itu terlalu lama.

Penahanan adalah bersifat perintah bagi orang-orang perahu yang tiba di Australia dan sebagian besar dibawa ke Christmas Island, yang menyediakan failitas-fasilitas di sana dan suasananya tegang.

Sejumlah pencari suaka berada di pulau itu selama 18 bulan, dengan jumlah yang datang mencapai rekor 6.900 orang tahun 2010.

Polisi mengatakan gas air mata tidak digunakan pada saat itu tetapi semprotan "capsicum" dan pelor-pelor ringan untuk mengendalikan situasi.

"Sejumlah pemrotes mempersenjatai diri mereka dengan senjata-senjata seadanya seperti besi-besi batangan dan batu-batu," kata polisi dalam sebuah pernyataan.

"Dalam perundingan-perundingan, sejumlah pemrotes mulai melemparkan proyektil-proyektil ke polisi dan pemjaga keamanan."

Fasilitas Christmas , yang terletak dii sebuah pulau kecil di Samudra India sekitar 2.650km barat laut Perth, terakhir dilanda kerusuhan Maret.

Pada waktu itu sekira 250 tahanan membakar tenda-tenda dan melemparkan bahan peledak ke polisi. memicu aparat keamanan itu membalas dengan menyemprotkan gas air mata.

Sejumlah tahanan juga melarikan diri dari kompleks itu, dengan beberapa diantara mrreka bersembunyi di hutan-hutan selama beberapa hari.

Kerusuhan terbaru itu terjadi saat Canberra merampungkan satu rencana yang kontroversial untuk mengirim 800 pencari suaka ke Malaysia untuk diproses sesuai dengan ketentuan bagi diterimanya 4.000 pengungsi yang sudah terdaftar di negara Asia tenggara itu.(*)

(Uu.H-RN/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011