New Delhi (ANTARA News/IRNA-0ANA) - Seorang wartawan senior ditembak mati oleh empat orang tak dikenal di Powai pinggiran Mumbai, ibu kota negara bagian Maharashtra, India, demikian laporan polisi.

Jyoti Dey, yang memimpin kolom kejahatan di Mid-Day, ditembak tewas di daerah Hiranandani, Powai, demikian laporan kantor berita PTI mengutip pernyataan Komisaris Polisi Rajnish Seth.

Menurut polisi, empat orang mengendarai dua sepeda menembaki Dey. Penembak segera melarikan diri dari tempat itu.

Sementara itu, Menteri Informasi dan Penyiaran, Smt. Ambika Soni mengutuk pembunuhan wartawan Mid Day yang berkantor pusat di Mumbai, Shri Jyotirmoy Dey.

Dalam pesan belasungkawanya, Soni mengatakan, tindakan ini telah menantang kebebasan pers dan pelaporan objektif. Kejadian ini adalah tanda kegilaan yang diabadikan oleh individu tak bernaluri di mana warga tidak bersalah dibunuh. Tidak ada masyarakat beradab yang bisa mentoleransi jenis serangan terhadap kebebasan pers, katanya.

Dengan pembunuhan Jyoti Dey, India telah menerima perbedaan meragukan yang tercatat di `Indeks Impunitas` 2011 yang disiapkan oleh pengawas media internasional terhadap pembunuhan tak terpecahkan, menurut laporan PTI.

Hanya 13 negara - dengan lima atau lebih kasus pembunuhan jurnalis tak terpecahkan dari 1 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2010 - telah disertakan pada indeks itu.

India berada di tempat ke13 dengan tujuh kasus seperti itu, atau 0.006 persen pembunuhan wartawan tak terpecahkan per satu juta penduduk, menurut laporan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ).

Pembunuhan-pembunuhan itu membuat lebih dari 70 persen kematian terkait dengan pekerjaan di kalangan wartawan di seluruh dunia, menurut CPJ.

Indeks CPJ menghitung jumlah pembunuhan wartawan yang belum terpecahkan sebagai persentase dari populasi masing-masing negara. Kasus dianggap belum terpecahkan ketika tidak ada keyakinan apapun telah diperoleh.

Indeks, mencatat Irak sebagai negara teratas dalam hal pembunuhan juru warta tak terpecahkan, tidak termasuk kasus wartawan yang tewas dalam pertempuran atau saat melaksanakan tugas berbahaya seperti cakupan protes jalanan.

Irak telah mencatat 92 pembunuhan wartawan tak terpecahkan selama periode ini, sedangkan Filipina telah melaporkan 56 - adalah yang tertinggi kedua dalam hal jumlah kasus tersebut. Bila dibandingkan dengan keseluruhan populasi negara, Irak tetap di atas kemudian diikuti dengan Somalia, Filipina, Sri Lanka dan Kolombia.

Indeks tersebut yang dirilis awal bulan ini menempatkan Pakistan di tempat 10 dan Bangladesh pada urutan ke11. Enam dari negara-negara Asia Selatan tercatat Sri Lanka, Afghanistan, Nepal, Pakistan, Bangladesh dan India termasuk di dalam daftar.
(Uu.H-AK//B002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011