Jakarta (ANTARA News) - Nilai investasi sektor teknologi informasi masih sangat rendah, meskipun sektor ini merupakan salah satu yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing Indonesia.

"Investasi di sektor TI masih sangat rendah sehingga dibutuhkan upaya yang lebih serius untuk mendatangkan investor yang mau menanamkan modalnya di tanah air," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan usai acara "Modernisator Speaker Forum Daya Saing Nasional Menuju Indonesia 2012" dalam rangkaian World Economic Forum (WEF) di Jakarta, Senin.

Menurut Gita, dari sekitar 12 triliun dolar AS target investasi pada sektor infrastruktur dalam 20 tahun ke depan, porsi sektor IT masih relatif kecil.

"Ini menjadi pilihan bagi kita. Kalau tetap mengalokasikan bagian kecil untuk IT berarti akan menentukan nasib ekonomi kita ke depan," katanya.

Menurutnya perlu peningkatan pembobotan alokasi pembiayaan IT ke depan, dari saat ini hanya sekitar 0,07 persen dari GDP nasional.

"Kita harus berani menargetkan investasi di sektor IT bisa minimal 10 persen, atau berkisar 1,2 triliun dolar AS dalam 20 tahun ke depan. Dengan demikian target-target pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dapat dicapai," ujarnya.

Meski demikian ia tidak merinci nilai investasi dan detil jumlah perusahaan yang berinvestasi langsung di tanah air.

Ia hanya menjelaskan bahwa pemerintah saat ini mengambil peluang dari perkembangan teknologi dan informasi untuk memberikan layanan serta informasi dengan lebih efisien, transparan, dan kolaboratif mulai dari internet dan perangkat mobile yang inovatif hingga kejaring sosial dan cloud computing.

Hal senada diungkapkan Chairman of Emerging Markets Microsoft Corporation Orlando Ayala, bahwa peran teknologi informasi sangat penting mendorong daya saing nasional dalam menggerakkan ekonomi.

"Peran industri IT dan komunikasi (ICT) dapat membuka peluang besar bagi kemajuan dan akan membantu Indonesia berubah menjadi masyarakat berbasis pengetahuan dengan kemajuan ekonomi yang didorong inovasi," ujar Ayala.

Sebagai salah satu pasar berkembang di Asia Pasifik diutarakannya, Indonesia berada pada posisi yang tepat dalam meningkatkan daya saing nasional dan mengubah cara bersaing dalam skala global.

"Untuk itu diperlukan agenda nasional yang menempatkan ICT sebagai penggerak ekonomi dan pilar pembangunan daya saing Indonesia," ujarnya.

(R017/S019)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011