Surabaya (ANTARA News) - Aparat Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Satreskrim Polres) Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, meringkus sindikat pencurian trailer antarprovinsi senilai Rp8 miliar melibatkan sembilan pelaku.

"Kami menyita barang bukti trailer yang sudah dibongkar isinya. Ada juga beberapa truk berisi ratusan kardus rokok serta puluhan motor yang disimpan di kawasan pergudangan Jalan Raya Kalijaten, Taman, Sidoarjo," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Jayadi, kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Sembilan pelaku yang sudah diringkus berinisial HER, warga Jalan Gadukan Timur; LEX (27), warga Jalan Bungurasih Barat; beserta tujuh anggota komplotan yang masing - masing adalah SUL (36), SUM (53), KAS (44), SUR (45), SHD (33), RUL (45), dan SON (58). Mereka berperan sebagai sopir, penjemput di tol, perekrut sopir, dan penjaga gudang.

"Masih ada anggota dari sindikat ini yang belum tertangkap. Kami masih melakukan penyelidikan dan terus mencari mereka," ujarnya, didampingi Kepala Satreskrim, AKP Setyo Heriyatno.

Ia menjelaskan, delapan tersangka selain HER merupakan komplotan pencurian ratusan dus rokok dan sepeda motor milik PT SPIL yang dibawa kabur dari Pelabuhan Berlian pada 21 Mei 2011.

"Untuk motor milik PT SPIL, hanya menyisakan sekitar 30 unit, sedangkan ratusan dus berisi rokok telah dikirim ke kawasan Jakarta dan Jawa Tengah," katanya.

Sementara itu, terbongkarnya rangkaian sindikat yang telah beroperasi sejak tiga tahun lalu itu setelah polisi membekuk tersangka SUL yang berperan sebagai perekrut sopir truk dan operasi di lapangan.

Tidak hanya menggarong satu perusahaan saja, sindikat ini juga beraksi ke kontainer dan barang milik dua perusahaan lain, yakni PT. Kamadjaya Logistik dengan kerugian hingga Rp3 miliar berupa rokok, PT. Matahari Kuda Laut dengan kerugian Rp600 juta berupa timah, serta PT. SPIL dengan kerugian Rp4,130 miliar.

"Kalau ditotal, jumlah kerugian korban dari tiga laporan yang ada mencapai sekitar hampir Rp8 miliar," ucapnya.

Senada dengan itu, Kasat Reskrim AKP Setyo Heriyatno menceritakan modus yang dilakukan oleh sindikat ini cukup rapi. Mulai dari perekrutan sopir yang dimasukkan ke outsourcing (tenaga kontrak) dengan janji pekerjaan pada perusahaan bonafit, hingga berani secara terang-terangan membawa kabur.

"Trailer dilarikan sopir yang sudah dibayar oleh HER dan LEX dari Pelabuhan Tanjung Perak, lalu dibawa kabur ke Tol Dupak. Di sana telah menunggu rekannya yang lain, SUL, kemudian menggantikan posisi sopir dan membawanya ke pergudangan yang sudah disewa. Tersangka SUM dipercaya selaku kepala operasi gudang lalu mengkordinir anggota," tuturnya.

Untuk memindahkan muatan trailer, para tersangka mengelas bagian belakang kontainer dan disanggah oleh trailer yang sudah kosongan. Sindikat ini juga mengganti pelat kontainer dengan pelat baru, termasuk mengganti warna dan logo kontainer.

Sampai saat ini, polisi masih mengejar pelaku buron lain, identitasnya MAM selaku kernet, BUD yang menjadi bagian operasi lapangan, TOS selaku penyewa gudang, CAN sebagai penadah, RIS sopir, serta YOK dan LEH selaku pimpinan sindikat.

"Identitasnya sudah kami kantongi. Petugas sedang memburunya. Semoga mereka segera tertangkap," kata Setyo yang juga mantan Kasat Narkoba Polres Surabaya Timur tersebut.
(L.KR-MSW*E011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011