...TKI adalah pahlawan devisa, makanya negara harus melindunginya
Cimahi (ANTARA News) - Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cimahi mendukung keputusan pemerintah pusat untuk menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi demi melindungi keselamatan warga.

Kasus hukum pancung yang menimpa TKI seperti yang marak diberitakan merupakan contoh kecil dari fenomena gunung es dari permasalahan TKI.

"Banyak hal yang harus diperbaiki dari permasalahan TKI ini," kata Kasie Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Dinsosnakertrans Kota Cimahi, Arlen Prajasyah, kepada wartawan, Kamis.

"TKI adalah pahlawan devisa, makanya negara harus melindunginya. Pengiriman ke Arab Saudi harus dihentikan. Pengiriman ke sana sama saja menjual harga diri bangsa," kata Arlen.

Berdasarkan data yang dimilikinya, selama tahun 2011 ada lima TKI asal Kota Cimahi yang mencari rizki di luar negeri. Kesemuanya perempuan, tiga di antaranya bekerja di Arab Saudi. Sedangkan dua orang lainnya bekerja di Hongkong dan Uni Emirat Arab.

"Memang belum jelas secara spesifik apa pekerjaan mereka di sana, sebagai pembantu rumah tangga ataukah bukan. Mereka bisa bekerja di toko atau sektor informal lainnya," menurut Arlen.

Dia menyatakan, kelima TKI asal Cimahi itu dikirim melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) resmi, sehingga mudah dilakukan pemantauan melalui komunikasi ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI.

Dikatakannya, tak banyak warga Cimahi yang menjadi TKI, kalaupun ada, umumnya mereka yang sudah melalui sejumlah tes yang cukup ketat, sehingga mereka menjadi tenaga kerja terdidik atau terlatih tak hanya sekedar menjadi pembantu rumah tangga.

"Kalau menjadi tenaga kerja terdidik dan terlatih tidak mungkin akan disiksa. Pada umumnya negara tujuan TKI asal Cimahi Malaysia dan Jepang. Dengan begitu, mereka punya daya jual tidak kerja asal-asalan sehingga dilecehkan orang lain," katanya.
(ANT-215)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011