Malang (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Semeru yang didominasi hembusan asap, merusak sejumlah kebun apel di dua desa di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, yakni Desa Gubuklakah dan Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo.

Petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Poncokusumo Ali Usman, Kamis, mengatakan, selain merusak kebun apel, abu tersebut juga mengganggu aktivitas warga setempat, sehingga warga harus menggunakan masker ketika beraktivitas keluar rumah.

"Dalam pantauan kami sehari, sejumlah daun tanaman apel di dua desa itu menjadi kering, dan abu yang berwarna merah itu juga menimbulkan bercak pada buahnya," katanya.

Untuk menghindari tanaman apel tersebut mati dan gagal panen, warga terus melakukan penyemprotan obat, sehingga tanaman tersebut bisa aman dalam beberapa hari.

Sementara itu, untuk mengatasi masalah ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Muhammad Fauzi, akan melakukan pembagian masker.

"Kita sudah siapkan masker di sejumlah Polindes, dan ada sekitar 500 masker yang siap dibagikan kepada warga, dan itu belum termasuk yang ada di Puskesmas Poncokusumo," katanya.

Fausi mengatakan, pembagian masker akan dilakukan jika cukup mendesak dan atas perintah kepala desa setempat.

Sebelumnya, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Suparno, mengatakan selama 24 jam terakhir tercatat jumlah embusan asap sebanyak 19 kali dan gempa tektonik jauh sebanyak dua kali.

"Tidak ada gempa tremor ataupun guguran lava yang tercatat dalam seismograf selama 24 jam terakhir," tuturnya.

Menurut dia, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu selama beberapa hari terakhir mengeluarkan embusan asap, terkadang disertai gempa tremor atau gempa tektonik jauh.

"Status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih tetap yakni Waspada (Level II), sehingga warga dilarang melakukan aktivitas yang berjarak empat kilometer dari puncak Semeru," katanya.(*)

(T.KR-MSW/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011