Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada 2011 akan melebihi kuota volume yang ditetapkan dalam APBN sebesar 38,6 juta kiloliter dan hal tersebut tidak terhindarkan.

"Tidak terelakkan dan akan membengkak. Prediksi kita akan terjadi peningkatan kuotanya," ujarnya di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, ada dua hal yang menyebabkan penggunaan BBM tersebut hingga semester I 2011 melebihi kuota, antara lain karena asumsi ICP minyak dunia saat ini jauh melebihi yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar 80 dolar AS per barel.

"Pertama dari sisi harga minyak dunia juga diluar asumsi kita, asumsi kita 80 kenyataannya lebih dari 100an dari sisi itu saja sudah menjadi beban, impor BBM kita meningkat," ujarnya.

Kemudian, Hatta menjelaskan masih banyak kendala pada pemakaian pembangkit tenaga listrik yang menggunakan BBM sebagai sumber tenaga karena penggunaan energi gas belum memadai.

"Adanya hambatan pada listrik 1000 megawatt kemudian juga dengan gas yang tidak sesuai dengan apa yang di harapkan. PLN tentu menggunakan BBM untuk meningkatkan elektrikfikasi. Dan ini tentu akan berakibat pada beban tambahan subsidi," katanya.

Namun, Hatta belum mau mengatakan berapa banyak penambahan kuota BBM serta peningkatan anggaran beban subsidi karena menunggu pembahasan pemerintah dalam rapat kabinet.

"Yang jelas akan bertambah dan itu akan merupakan bagian daripada APBN perubahan, nanti itu. Sekarang akan dibahas pada (rapat) kabinet dan akan dibahas bersama dewan. Yang jelas akan terjadi," tambah dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) meminta tambahan kuota bahan bakar minyak bersubsidi pada 2011 sekitar dua juta kiloliter menyusul kelangkaan komoditas tersebut akhir-akhir ini.

Juru bicara Pertamina M Harun di Jakarta, Kamis (23/6) mengatakan pihaknya memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir 2011 mencapai 40,5 juta kiloliter atau naik dua juta kiloliter dibandingkan kuota sesuai APBN 2011 sebesar 38,6 juta kiloliter.

"Perkiraan kami sampai akhir tahun 40,5 juta kiloliter," katanya.

Kementerian ESDM bahkan memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi 2011 bakal 41,42 juta kiloliter atau jauh di atas kuota APBN.

Prognosa 2011 itu melihat realisasi sampai 31 Mei 2011 sebesar 15,46 juta kiloliter.(*)

(T. S034/S019)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011