Batam (ANTARA News) - Salah satu upaya strategis untuk memperkuat spirit kebangsaan Indonesia yang terindikasi mengalami degradasi belakangan ini ialah dengan membangun terus semangat persaudaraan antaretnik bagi kebesaran bangsa. Upaya itu akan dilakukan di Batam melalui kolaborasi pertunjukan budaya antaretnik, demikian benang merah pendapat yang mencuat melalui sebuah pentas seni budaya asal Sulawesi Utara di Kampus Politeknik Batam, Kamis malam, dihadiri sekitar 200 tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang. Anton Arsyad selaku koordinator penyelenggara, di awal acara itu mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya semakin memperkuat hubungan historis maupun budaya antara komunitas Sulawesi Utara (Sulut) dengan warga Batam khususnya, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada umumnya. Kondisi obyektif masyarakat Provinsi Sulut yang terdiri dari beragam etnik, lima di antaranya terbesar (Minahasa, Sangihe, Talaud, Bolaang Mongondow dan Gorontalo), menurut Anton, sesungguhnya banyak kesamaan dengan Provinsi Kepri yang merupakan multi-etnik. Kesamaan lainnya, posisi strategis di wilayah perbatasan dan kondisi alam yang didominasi lautan. "Selain itu, sebahagian besar etnik yang ada di Sulut, masih memiliki titisan darah Melayu. Sementara budaya Melayu itu sendiri berasal dari wilayah Provinsi Kepri," ungkap Anton. Karena itu, demikian Anton Arsyad, ada alasan untuk membangun spirit kebersamaan dan persaudaraan yang semakin kokoh, sejalan dengan sebuah moto populer orang Manado, yakni torang samua basudara. Dalam gelar budaya bernuansa hiburan bertajuk Pentas Seni Lawak, Musik dan Lagu khas Manado tersebut, para undangan dibuat meneteskan air mata bahagia, ketika tim lawak Tinutuan (bubur Manado) tampil dengan berbagai aksinya. Tim lawak yang didatangkan langsung dari Manado ini, terdiri atas Cipan, Kadi dkk yang termasuk paling populer di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Selain mereka, tampil pula dua seni vokalis Manado, yakni Lenny dan Florin Tumewu. Kolaborasi Melayu-Manado Menanggapi hal ini, beberapa tokoh tempatan yang hadir pada pentas seni budaya itu meresponsnya secara positif serta penuh kekeluargaan. Malahan, ada ajakan untuk segera melakukan pertunjukan budaya secara kolaboratif dalam waktu dekat. Hal ini paralel dengan rencana pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan Pemerintah Provinsi Kepri menggelar Festival Budaya Melayu, Maret 2006. "Apa yang dipersembahkan oleh Persaudaraan Warga Kepri asal Sulawesi Utara (PWKSU) ini, merupakan contoh konkret untuk terus memupuk hubungan konkret di antara sesama komunitas bersaudara," kata Pejabat Walikota (PlT) Batam, Manan Sasmita.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006