Helsinki (ANTARA News) - Indonesia dan Finlandia sepakat meningkatkan hubungan dagang dan investasi yang sejauh ini sudah dijalin antara kedua negara. Hal itu terungkap dalam jumpa pers antara Perdana Menteri (PM) Finlandia Matti Vanhanen dan Wapres Jusuf Kalla di Kantor Perdana Menteri di Helsinki, Jumat. Menjawab pertanyaan, PM Vanhanen menyebutkan bahwa Finlandia tidak bermasalah untuk memasok kebutuhan energi gas dari Indonesia, dan masalah ini akan dibahas dalam pertemuan puncak antara Uni Eropa (UE) dan ASEAN yang akan diselenggarakan di Helsinki, September mendatang. "Kami tahu bahwa negara-negara Asia kaya energi. Masalah ini akan menjadi topik bahasan utama dalam KTT nanti," tutur Vanhanen. Sebaliknya, Finlandia juga menawarkan produk mesin-mesin industri kertas dan elektronika yang sejauh ini juga sudah dikenal di Indonesia. Kerjasama yang dilakukan kedua negara di sektor kehutanan, menurut PM Finlandia itu masih berpeluang untuk terus ditingkatkan, misalnya dalam manajemen penanganan illegal logging dan pengembangan industri hasil hutan seperti industri furnitur. Menteri Kehutanan MS Kaban adalah salah satu menteri yang medampingi lawatan Wapres, selain Menlu Hasan Wirayuda dan Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu. Menurut catatan, ekspor RI ke Finlandia pada 2003 sebesar 177,07 juta euro, sebagian besar di antaranya yakni sebesar 82,34 juta euro (sekitar 47 persen) berupa pasir besi dan `metal scrap` yang dipergunakan untuk menunjang industri metal dan telekomunikasi negara itu. Sementara dari Finlandia Indonesia mengimpor mesin-mesin industri kertas dan produk kertas. Sejauh ini, tidak diperoleh nilai impor Indonesia dari Finlandia, namun disebutkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dari tahun ke tahun. Wapres berada di Helsinki, dalam lawatan sembilan hari ke Belgia, Finlandia dan terakhir Jepang sampai 25 Januari dengan misi utama meningkatkan hubungan dagang dan investasi dengan negara-negara yang dikunjngi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006