Jakarta (ANTARA News) - Disetujuinya paket penghematan anggaran oleh parlemen Yunani senilai 28 miliar euro mendorong pelaku pasar asing melakukan aksi beli terhadap rupiah di pasar domestik, sehingga mengalami kenaikan hingga berada di bawah level Rp8.600 per dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 22 poin menjadi Rp8.593 per dolar AS dibanding sebelumnya senilai Rp8.615.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa faktor positif global itu makin kuat setelah Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa juga sepakat akan memberikan dana talangan kepada Yunani senilai 12 miliar euro.

Oleh karena itu, ia mengucapkan, kenaikan rupiah terus meningkat hingga menembus angka Rp8.600 per dolar AS.

Farial Anwar mengatakan, para pelaku pasar semula khawatir, apabila parlemen Yunani menolak penghematan anggaran dan tidak jadinya IMF dan Uni Eropa memberikan pinjaman dana, maka dikhawatirkan akan timbul krisis keuangan seperti pada 1997-1998.

Krisis finansial itu, menurut dia, akan merembet ke berbagai negara Eropa lainnya seperti, Portugal dan Italia.

Rupiah, dinilainya, akan kembali bergerak naik hingga menjauhi angka Rp8.600 per dolar AS, karena sentimen positif makin tumbuh.

"Kami optimis rupiah akan terus menjauhi level Rp8.600 per dolar AS menyusul dengan aktifnya pelaku pasar, terutama asing melakukan pembelian rupiah," ucapnya.

Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan, secara terpisah mengatakan bahwa kenaikan rupiah itu juga didukung oleh melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama regional.

Selain itu, ia mengemukakan, juga didukung oleh membaiknya bursa global yang mendorong bursa regional termasuk pasar saham Indonesia kembali membaik.

Membaiknya bursa global selain mendorong rupiah menguat juga indeks harga saham gabungan yang makin mendekati angka 3.900 poin.

"Kami optimis indeks akan dapat mencapai 3.900 poin pada perdagangan sore nanti," ujarnya.
(T.H-CS)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011