Malang (ANTARA News) - Persema masih menunggu klarifikasi undangan peserta Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar di Solo, Jawa Tengah, pada 9 Juli mendatang.

Manajer Persema, Asmuri, pada Rabu mengakui bahwa sejak adanya undangan kongres dua pekan lalu yang "nyasar" ke sekretariat Persema di Jalan Mojopahit, Kota Malang, sampai sekarang belum ada klarifikasi dari pihak KN.

"Pada saat ini kami juga langsung mengirimkan surat klarifikasi ke KN, namun sampai detik ini belum ada jawaban, bahkan tidak ada pemberitahuan apapun dari KN soal KLB Juli nanti," tegas Asmuri yang juga mantan anggota DPRD Kota Malang tersebut.

Karena tidak adanya klarifikasi maupun pemberitahuan apapun dari KN, katanya, dirinya pasrah jika dalam KLB PSSI nanti tim berjuluk Laskar Ken Arok tersebut, tidak memiliki hak suara.

Pada awal Juni lalu tepatnya tanggal 5 Juni, Persema mendapatkan undangan dari KN. Namun, setelah dicek ternyata surat tersebut untuk Arema, meski surat itu oleh KN dikirimkan ke alamat Persema di Jalan Mojopahit, Kota Malang.

Hanya saja, sampai sekarang pihak KN belum mengklarifikasi surat salah alamat tersebut.

Asmuri mengakui peluang Persema sangat kecil untuk bisa ikut Kongres PSSI pada 9 Juli di Solo. Namun demikian, walaupun tak bisa ikut Kongres PSSI, pihaknya tetap berharap agar hasil kongres nanti bisa memberikan kemajuan bagi sepak bola nasional.

"Kami berharap semoga kongres berjalan lancar dan kejadian sebelumnya tidak terulang lagi. Dan yang terpenting, hasil kongres nanti bisa diterima berbagai kalangan serta bisa memajukan sepak bola di Tanah Air," ucapnya, menegaskan.

Persema dicabut hak suaranya sebagai anggota PSSI, setelah "menyeberang" ke kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang diprakarsai pengusaha Arifin Panigoro bersama dua klub lainnya, yakni PSM Makassar dan Persibo Bojonegoro.

Tim berjuluk Laskar Ken Arok itu "hijrah" ke LPI setelah lima kali berlaga di ajang Liga Super Indonesia (LSI), sehingga Persema disanksi dan dicabut hak suaranya melalui kongres di Bali.

(E009/C004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011