Samarinda (ANTARA News) - Seorang wanita yang berprofesi sebagai wartawan dan penulis buku dari Iran ikut terdampar bersama 32 imigran asal Timur Tengah dan berhasil diselamatkan oleh nelayan setelah sempat terapung-apung di Selat Makassar.

Wartawan ANTARA dari dari Samarinda melaporkan, wartawan bernama Lila Roozitalab bersama ke-32 imigran asal Afganistan, Pakistan, dan Iran tersebut tiba di Pelabuhan Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis malam.

Dengan menggunakan KM. Selvi Utama, sebuah kapal pengangkut sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT), imigran Timur Tengah itu tiba di Pelabuhan Samarinda, sekitar pukul 19. 30 WITA.

Setelah dilakukan pendataan, para imigran Timur Tengah tersebut kemudian dibawa ke Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda, Sekitar pukul 21.00 WITA.

"Mereka diselamatkan pada Selasa 28 Juni 2011 sekitar pukul 11.00 WITA oleh KM. Selvi Utami pada titik koordinat : 05` 38` 74 s/ 119` 05` 02" E Selat Makassar. Saat itu, ABK kapal melihat sebuah perahu nelayan dalam keadaan diam dan sarat penumpang menggunakan `life jacket` (pelampung) sambil melambaikan tangan sebagai tanda meminta pertolongan. Mereka kemudian dinaikkan ke atas KM. Selvi Utami yang merupakan kapal pengangkut ternak selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Samarinda," ungkap Kepala Seksi Gangguan dan Keselamatan (Kasi Gamat) Kantor Adpel Samarinda, Rustam Marusang, Kamis Malam.

Dari ke-33 imigran asal Timur Tengah itu kata Rustam Marusang, satu diantaranya wanita dan seorang anak berkewarganegaraan Iran.

"Dari keterangan mereka, wanita tersebut berprofesi sebagai wartawan dan penulis buku asal Iran. Dia bersama seorang anak laki-laki yang juga berkewarganegaraan Iran. Kondisi mereka saat ditemukan sangat memprihatinkan karena hanya pakaian seadanya yang berhasil mereka selamatkan saat perahu yang mereka tumpangi bocor dan tenggelam di laut, sebelum akhirnya ditemukan oleh nelayan. Namun, perahu nelayan yang sempat menyelamatkan mereka juga kehabisan bahan bakar dan akhirnya berhasil ditolong KM. Selvi Utami," katanya.

"Dua orang imigran itu menderita luka namun belum diketahui penyebabnya," kata Rustam Marusang.

Imigran asal Timur Tengah itu kata dia bertolak dari Jakarta kemudian berangkat ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Dari Banjarmasin diperkirakan mereka hendak ke Makassar menggunakan perahu kayu namun karena kondisi kapal kayu yang sudah tua ditambah cuaca buruk akhirnya kapal mereka karam setelah dihantam gelombang setinggi dua hingga tiga meter. Mereka kemungkinan akan mencari suaka ke Australia," kata Rustam Marusang.

Salah seorang Anak Buah Kapal (ABK) KM. Sevi Utama mengatakan, saat ditemukan, kondisi ke-33 imigran tersebut sangat memprihatinkan.

"Kami meninggalkan Atapupu Belu, Atambua, NTT, Sabtu sore kemudian dalam perjalanan melihat sebuah perahu nelayan yang ditumpangi orang asing tersebut terapung di laut sehingga kami menaikkan ke kapal dan membawanya ke Samarinda," kata Yanto.  (A053/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011