anak-anak berambut gimbal merupakan fenomena menarik karena hanya ditemukan di Dataran Tinggi Dieng
Banjarnegara (ANTARA News) - Ribuan orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, menyaksikan ritual ruwatan anak berambut gimbal di Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Minggu.

Salah seorang pengunjung dari Cilacap, Wening, mengaku tertarik melihat secara langsung ritual ruwatan anak berambut gimbal tersebut. "Selama ini saya melihat ritual tersebut melalui televisi. Kebetulan saya diajak paman ke sini," katanya.

Menurut dia, anak-anak berambut gimbal merupakan fenomena menarik karena hanya ditemukan di Dataran Tinggi Dieng.

"Fenomena itu yang saya dengar dari orang-orang termasuk tayangan televisi. Makanya saya tertarik untuk datang ke sini," katanya.

Kendati jumlah pengunjung mencapai ribuan orang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara kesulitan untuk menjaring tiket masuk Kompleks Candi Arjuna.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinbudpar Banjarnegara Wilayah Dieng, Ibnu Hasan mengatakan, pihaknya sulit membedakan antara pengunjung yang merupakan masyarakat sekitar Dataran Tinggi Dieng dengan wisatawan.

"Oleh karena itu, kami sulit menjaring tiket tanda masuk meskipun jumlah orang yang datang mencapai ribuan," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, ramainya kunjungan tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap kepariwisataan di Dataran Tinggi Dieng yang sempat mengalami kelesuan akibat peningkatan aktivitas Kawah Timbang pada awal bulan Juni silam.

"Bagi kami yang terpenting ke depan pariwisata Dieng dapat kembali terangkat," kata dia menegaskan.

Disinggung mengenai jumlah pengunjung pascapeningkatan aktivitas Kawah Timbang, dia mengatakan, hal itu mulai menunjukkan peningkatan meskipun belum signifikan.

Dalam hal ini, kata dia, jumlah kunjungan wisatawan mengalami kenaikan sekitar lima persen dari kondisi ketika terjadi peningkatan aktivitas Kawah Timbang yang turun 80 persen dari kondisi normal.

"Dalam kondisi normal, jumlah kunjungan rata-rata 300 orang per hari, kalau musim liburan bisa mencapai 1.000 orang per hari. Namun saat ada kejadian di Kawah Timbang, kunjungan turun hingga 80 persen dan sekarang sudah mulai naik sekitar lima persen jika dibanding saat terjadi penurunan," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinbudpar Banjarnegara Suyatno mengatakan, gelar budaya ruwatan anak berambut gimbal yang merupakan bagian dari kegiatan Dieng Culture Festival 2011 diharapkan dapat memulihkan kepariwisataan Dataran Tinggi Dieng yang sempat mengalami kelesuan akibat peningkatan aktivitas Kawah Timbang.

"Kalau bisa pulih seperti dulu mungkin membutuhkan waktu yang lama, tidak bisa serta merta. Tapi paling tidak acara ini dapat menunjukkan bahwa Dieng aman untuk dikunjungi sehingga wisatawan akan berangsur-angsur datang," katanya.

(ANT.KR-SMT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011