Jakarta (ANTARA News) - Panitia pelaksana diskusi atau sarasehan bertema "Menyelamatkan Sepakbola Indonesia dari Sanksi FIFA" sangat menyesalkan ketidakhadiran sejumlah pihak yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk menyatukan visi menjelang kongres PSSI pada 9 Juli mendatang.

"Kami sangat menyesalkan tidak hadirnya sejumlah pihak atau "stakeholder" yang sesungguhnya berkaitan langsung dengan masalah yang harus kita bahas bersama," ujar Ketua Panitia Ario Yosia di Jakarta, Senin.

Ario sangat menyayangkan sikap mereka yang merasa berseberangan tak juga menunjukkan itikad baik untuk turut menyukseskan kongres guna menyelamatkan persepakbolaan Indonesia ke depannya.

Menurutnya, diskusi atau sarasehan itu sendiri tak memiliki kepentingan apa-apa kecuali untuk menjamin kelancaran kongres agar persepakbolaan nasional bisa berbenah lebih baik setelah sekian lama berada dalam keterpurukan.

"Kami para wartawan tak pernah memiliki kepentingan apa-apa, kecuali ingin turut berkontribusi membangkitkan persepakbolaan kita dalam pembenahan. Salah satu caranya adalah adanya jaminan kongres PSSI di Solo nanti bisa berjalan lancar memilih pengurus baru," ujarnya.

Tapi sarasehan tersebut terbilang cukup sukses karena dihadiri sejumlah pembicara, termasuk mereka yang telah dicalonkan sebagai ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Eksekutif Komite, termasuk kalangan DPR.

Di antara yang hadir adalah Utut Adianto (Komisi X DPR), Ari Junaedi, Taher Mahmud, Ketua Umum Persipura MR Kambu, Agusman Effendi, IGK Manila, Jusuf Rizal, Rahim Soekasah, Achsanul Qosasi, Mahfudin Nigara, dan perwakilan Menpora.

Sarasehan yang digelar di ruang VIP Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno itu juga dihadiri jajaran Komite Normalisasi yang dihadiri ketua KN Agum Gumelar, Joko Driyono, Hadi Rudyatmo dan Baryadi.

Diskusi menggelar dua sesi yakni pembahasan mengenai perlunya penyamaan visi tentang mengatasi dualisme kompetisi di Tanah Air antara PSSI (Liga Super Indonesia) dengan Liga Primer Indonesia serta kiat-kiat untuk menjamin pelaksanaan kongres agar tidak kembali "deadlock" yang bisa berakibat jatuhnya sanksi dari FIFA.

"Padahal kami sudah mengundang Pak Arya Abhiseka dari pihak LPI dan Achmad Riyadh (mantan ketua Komisi Banding). Namun mereka tak datang dan alasannya sedang ada rapat," ujar Ario Yosia.

(ANT-132/I015)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011