Kalau memang Indonesia bisa menyelesaikan atau memberikan dan mau mengatasi masalah infrastruktur, bisa naik `rating investment grade`, maka angka 6,6-7 persen kami bisa terima.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 akan berada pada kisaran 6,6-7 persen.

"Indonesia memiliki potensi, kita sepakat bahwa pertumbuhan ada di kisaran 6,6-7 persen, walaupun dari rencana jangka menengah kita 7 persen itu kita rencanakan di 2014," ujarnya saat ditemui usai mengikuti rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa.

Menkeu menjelaskan sebelumnya berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2012, pemerintah memperkirakan pertumbuhan sebesar 6,5-6,9 persen.

Namun setelah dilakukan pertemuan dengan komisi XI DPR RI asumsi tersebut berubah dengan mempertimbangkan pertumbuhan di daerah terdorong melalui pengembangan koridor ekonomi serta adanya pembangunan infrastruktur yang mendukung terwujudnya keterhubungan antar wilayah.

"Kalau memang Indonesia bisa menyelesaikan atau memberikan dan mau mengatasi masalah infrastruktur, bisa naik  `rating investment grade`, maka angka 6,6-7 persen kami bisa terima," ujar Menkeu.

Selain itu, untuk mendukung pembangunan yang berkualitas pada 2012, pemerintah akan memperluas partisipasi seluruh pemangku kepentingan termasuk melibatkan unsur swasta dan BUMN bersama pemerintah pusat dan daerah.

Pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI sebelumnya telah menyepakati asumsi dasar APBN 2012 yaitu pertumbuhan ekonomi 6,6-7 persen, inflasi 4-5,3 persen, nilai tukar Rp8.600-9.100, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 5,5-6,75 persen, harga minyak 75-95 dolar AS per barel dan lifting minyak 950-970 ribu barel per hari.

Sementara, dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 2012 juga telah disepakati 11 prioritas nasional dengan tiga prioritas lain sebagai upaya percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif dan berkeadilan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Program prioritas tersebut adalah reformasi birokrasi dan tata kelola, pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan iklim usaha, energi, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, daerah tertinggal terdepan terluar dan pasca konflik serta kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi.

Dalam catatan pembahasan RKP 2012, penekanan prioritas akan diarahkan bagi percepatan laju pertumbuhan yang lebih besar dari tahun sebelumnya, dan perluasan pertumbuhan ekonomi dengan sumber pertumbuhan yang tidak hanya bertumpu pada konsumsi rumah tangga namun juga investasi.

Kemudian untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas di mana setiap satu persen pertumbuhan ekonomi menyerap 440 ribu tenaga kerja, serta inklusif berkeadilan sehingga melibatkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

(S034)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011