Kabul (ANTARA News) - Empat tentara NATO tewas pada Selasa dalam dua serangan di Afghanistan timur, tempat sebagian besar tentara Amerika Serikat memerangi Taliban di dekat perbatasan dengan Pakistan, kata tentara.

Tiga tentara tewas akibat ledakan bom rakitan dan yang keempat tewas dalam serangan, kata pasukan asing tanpa merinci atau mengumumkan kebangsaan mereka.

Kematian itu terjadi sehari setelah satu tentara Inggris ditemukan tewas di dekat markasnya di provinsi bergolak Helmand beberapa jam sesudah dinyatakan hilang, yang membayangi "kunjungan mendadak" Perdana Menteri Inggris David Cameron ke daerah itu.

Empat kematian pada Selasa itu membuat keseluruhan tentara asing tewas menjadi 288 orang asing pada tahun ini di Afghanistan, kata hitungan berdasarkan atas laman mandiri iCasualties.org.

Sebelumnya, kementerian pertahanan di London mengumumkan, prajurit Inggris -yang dilaporkan hilang di Afghanistan pada Senin- ditemukan dalam keadaan tewas dengan luka tembak.

Mayat prajurit itu ditemukan setelah pencarian menyeluruh di kebupaten Nahr-e Saraj di provinsi Helmand sesudah dilaporkan hilang di pos pemeriksaan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.

Pada hari sama, kepala pertahanan Australia David Hurley menyatakan seorang tentara negara Kanguru itu ditembak kepalanya dan tewas dalam baku tembak dengan pejuang di Afghanistan selatan.

Prajurit tersebut menjadi warga Australia ke-28 tewas dalam kemelut di Afghanistan sejak 2001, tujuh dari mereka tewas dalam tahun ini.

Australia memiliki sekitar 1.500 tentara di Afghanistan, kebanyakan ditempatkan di propinsi Uruzgan.

Sekitar 130.000 anggota berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sejumlah 2.570 tentara asing tewas di negara terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 untuk menggulingkan pemerintah Taliban, yang menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang dituduh melancarkan serangan di negara adidaya tersebut.

Korban terbanyak ialah tentara Amerika Serikat dengan 1,649 orang, diikuti Inggris (375), Kanada (157), Prancis (63), Jerman (53), Denmark (40), Italia (37), Spanyol (33), Polandia (27), Belanda (25), Australia (25), dan sisanya dari negara lain. Sekitar 40 negara terlibat dalam gerakan itu.

Angka tertinggi 711 tentara asing tewas di negara itu tercatat pada 2010, menjadikannya tahun paling mematikan bagi mereka sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan pemerintah garis keras Taliban pada akhir 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom jalanan dan serangan jibaku untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing di negara terkyak perang tersebut.

Bom jalanan, yang dikenal sebagai IED (peledak rakitan), mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, kata tentara.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.

Kekerasan meningkat di seluruh Afghanistan pada bulan ini sejak Taliban mengumumkan pemulaian serangan musim semi, yang lama mereka nantikan.

Taliban, yang memerintah sejak 1996, melancarkan perlawanan sesudah digulingkan dari kekuasaan oleh serangan pada 2001, demikian AFP.

(SYS/B002/H-RN)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011