Semua pemangku kepentingan sepakbola di Tanah Air tentu tidak ingin sepakbola Indonesia hancur karena kalau kongres gagal lagi, secara otomotis akan langsung turun hukuman dari FIFA
Jakarta (ANTARA News) - Tokoh sepakbola Rahim Sukasah  di Jakarta, Rabu, menegaskan bahwa ia tetap akan berkonsentrasi kepada pembinaan usia muda jika nanti terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 pada kongres yang akan berlangsung di Solo 9 Juli mendatang.

"Saya sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Pemain Usia Muda PSSI, sehingga saya tetap akan berkonsentrasi ke pembinaan peman usia muda yang selama ini cenderung terabaikan," kata Rahim yang telah berkecimpung sebagai pengurus sepakbola selama 32 tahun.

Rahim yang mengawali karir di dunia sepak bola sebagai manajer klub UMS pada 1980-an juga pernah menjadi manajer tim nasional pada 1990-an dan Ketua Badan Tim Nasional.

Setelah dua kongres PSSI sebelumnya berakhir dengan kegagalan karena ricuh, Rahim menyatakan keyakinannya bahwa kongres kali ini bisa berjalan dengan lancar.

"Semua pemangku kepentingan sepakbola di Tanah Air tentu tidak ingin sepakbola Indonesia hancur karena kalau gagal lagi, secara otomotis akan langsung turun hukuman dari FIFA," katanya.

Pada kongres di Solo yang digelar oleh Komite Normalisasi (KN) tersebut, sebanyak 18 calon akan bersaing untuk menjadi ketua umum, 15 orang untuk wakil ketua umum dan 50 orang untuk anggota komite eksekutif.

Rahim juga berharap agar pada pemilihan yang merupakan kesempatan terakhir yang diberikan oleh FIFA tersebut, seluruh peserta yang terdiri atas 100 anggota pemilik suara, bisa menerima perbedaan tanpa harus memaksakan kehendak dan kepentingan masing-masing.

"Dulu terdapat sekitar 600 anggota yang punya hak suara, seharusnya sekarang dengan jumlah yang sudah mengecil menjadi 100 suara, kongres kali ini seharusnya bisa berjalan lebih lancar," katanya.

Mengomentari program PSSI mendatang, Rahim menyatakan bahwa siapa pun yang nanti terpilih sebagai ketua umum, program pembinaan usia muda tidak lagi hanya sekedar wacana.

"Saya lihat semua calon ketua umum PSSI dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya pembinaan usia muda. Saya berharap semua itu tidak sekedar omong belaka seperti yang terjadi selama ini," katanya.

Kurangnya perhatian kepada pembinaan usia muda menurut Rahim tidak lain karena kompetisi kelompok umur dianggap tidak mendatangkan uang karena tidak menarik sponsor, berbeda berbeda dengan kompetisi senior.

"Kompetisi usia muda harus dilihat sebagai investasi karena memerlukan biaya besar, hasilnya baru akan terlihat saat pemain berusia sekitar 22 tahun," katanya.

Rahim juga menyatakan kekhawatirannya melihat buruknya infrastruktur yang bisa menghambat pengembangan pemain usia muda.

"Kalau tidak ada infrastruktur yang menunjang karena jumlah dan kondisi lapangan yang memadai, bagaimana para pemain muda bisa berkembang? Ini juga harus menjadi perhatian utama ketua umum PSSI nanti," katanya menambahkan.

Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2011