Malang (ANTARA News) - Menjelang digulirkannya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo, hak suara dan kepesertaan Arema Indonesia justru dicabut oleh PSSI.

Salah satu yang menjadi dasar pencabutan hak suara Arema itu adalah kekisruhan internal Arema, sehingga terjadi dualisme kepengurusan di yayasan tim berjuluk Singo Edan tersebut.

"Kami berharap sebelum kongres sudah ada penyelesaian. Namun, bagaimanapun juga kami sangat menyayangkan kejadian ini, sebagai peserta saja Arema sudah tyidak boleh, apalagi hak suara atau pemilih," tegas Pelaksana Harian Arema Abriadi Muhara, Kamis.

Sebagai anggota PSSI, katanya, pihaknya juga harus tunduk pada federasi (PSSI)."Ini kesalahan kami dan kami juga harus bisa menyelesaikannya secara internal," tegas Abriadi.

"Media Officer" Arema Indonesia Sudarmaji yang sebelumnya ditunjuk Presiden Kehormatan Arema Rendra Kresna sebagai wakil Arema di kongres PSSI 9 Juli nanti juga menyesalkan keputusan yang diambil PSSI. Namun, dirinya tetap menghargai keputusan Komite Normalisasi (KN) tersebut.

Dicabutnya hak suara sekaligus sebagai peserta KLB PSSI di Solo itu, katanya, menjadi momentum bagi Arema untuk fokus membenahi organisasi, sekaligus mempersiapkan Arema agar lebih berprestasi pada kompetisi selanjutnya.

Dengan dicabutnya hak suara Arema dalam konres tersebut secara otomatis tidak ada yang menyuarakan aspirasi tim berlambang kepala singa tersebut.

Surat pencabutan bernomor 1152/AGB/82/VII/2011 yang ditandatangani oleh Plt Sekjen PSSI Joko Driono itu sudah diterima oleh manajemen Arema.Dalam surat itu disebutkan bahwa PSSI menolak mandat bagi Arema untuk datang ke kongres baik sebagai voter (pemilih) maupun sebagai peserta.

Keputusan itu diambil berdasarkan rapat pleno KN PSSI pada 4 Juli lalu. Salah satu dasar pencabutan hak untuk Arema itu karena masih ada persoalan internal yang berpotensi terhadi dualisme kepengurusan di tubuh yayasan Arema.

Kisruh internal yayasan Arema itu terjadi karena kubu Presiden Kehormatan sekaligus Pembina Arema Rendra Kresna menyatakan sebagai pengendali ARema yang sah.

Sedangkan kubu M Nur juga tetap kukuh bahwa pihaknya masih berhak menjadi pengelola Arema. Karena adanya dualisme kepengurusan itu, maka PSSI memilih untuk menolak mandat perwakilan Arema Indonesia.

"Saya berpikir positif saja dan saya yakin siapapun yang terpilih nanti pasti ingin memajukan persepakbolaan nasional dan tetap memperhitungkan Arema," tegas Sudarmaji. 
(*)



Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011