Denpasar (ANTARA News) - Sedikitnya 78 siswa SMPN 2 Abiansemal, Kabupaten Badung, 15 km sebelah utara Denpasar, Bali, mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan yang dijual di lingkungan sekolah mereka, Selasa. Seorang guru sekolah tersebut menuturkan, para siswa yang mengalami keracunan, setelah sebelumnya mengkonsumsi makanan antara lain nasi goreng, nasi campur dan mie. Sebagian besar para siswa yang keracunan diawali dengan rasa mual-mual, kemudian muntah dan pusing-pusing. Pihak sekolah akhirnya memutuskan seluruh anak didik yang keracunan dibawa ke rumah sakit. Akibat cukup banyaknya siswa yang menjadi korban keracunan, terpaksa dikirim ke Rumah Sakit Umum Kapal dengan menggunakan angkutan umum diantar guru dan kerabat siswa. Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung begitu menerima laporan adanya musibah keracunan yang dialami puluhan siswa langsung meninjau ke rumah sakit. Beserta Ketua Tim Penggerak PKK, Ny. Ratna Gde Agung, Kadis Kesehatan Kabag Humas dan Protokol I Wayan Suambara dan diterima Kepala RSUD Kapal IB Paramartha, Camat Abiansemal I Wayan Weda, Perbekel Sedang I Made Bujastra. dan Kepala Sekolah IBG Siwatama. Bupati Gde Agung menginstruksikan Kepala RSUD Kapal, dr. IB Paramartha agar melakukan penanganan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu ke pada siswa yang masih dirawat Bupati minta agar menjalani rawat inap dengan sabar dan tidak tergesa-gesa untuk pulang sampai betul-betul sembuh. "Kejadian ini adalah musibah dan seluruh biaya perawatan siswa ini sepenuhnya menjadi tanggungan Pemkab Badung," ujar Bupati Agung. Sementara dr. Paramartha menjelaskan, dari 78 siswa yang masuk rumah sakit, 21 orang di antaranya masih harus dirawat di beberapa ruangan seperti ICU, VIP dan ruang pemulihan untuk observasi lebih lanjut. Mereka diberi infus, kumbah lambung dengan memasukkan norit melalui selang NGT untuk menyerap racun dan diberikan susu. Sisanya karena kondisinya sudah membaik diperbolehkan pulang. Terkait penyebab keracunan tersebut menurut dr. Paramartha belum berani memastikan karena masih menunggu hasil dari Laboratorium Daerah Bali yang ada di Rumah Sakit Sanglah yang meneliti sampel makanan dan muntahan korban.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006