Sanur (ANTARA News) - Hampir semua tersangka hampir semua tersangka pelaku teror yang beberapa waktu belakangan ini ditangkap polisi menyebut-nyebut nama Noordin M. Top sebagai gembong aksi peledakan bom di tanah air, kata Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) Jenderal Pol. Sutanto. Oleh karena itu, ia menegaskan di Sanur-Denpasar, Selasa, bahwa warga negara Malaysia tersebut kini merupakan gembong teroris yang paling diburu, setelah rekan senegaranya, Dr Azahari, tewas dalam penyergapan petugas di daerah Batu, Malang, Jawa Timur. "Kita kini tengah melakukan upaya semaksimal mungkin untuk dapat meringkus buronan yang paling dicari itu," katanya. Usai mendampingi Mendagri membuka Rapat Kerja Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Regional Tengah, Kapolri mengungkapkan, upaya pemburuan Noordin M. Top tidak hanya dilakukan di berbagai daerah, tetapi juga di sejumlah negara lain melalui kerja sama jaringan Interpol. Saat ditanya pers mengenai peran Noordin M. Top dalam bom Bali, Kapolri mengatakan bahwa buronan yang satu itu diketahui terlibat dalam aksi peledakan bom di beberapa daerah. Tidak hanya Noordin, menurut dia, sejumlah orang yang belakangan tertangkap juga tidak hanya terlibat bom Bali, melainkan di beberapa daerah lain di Indonesia. Sehubungan dengan hal itu, Kapolri mengemukakan, hanya tersangka yang betul-betul terlibat bom Bali saja, yang nantinya akan dikirim dari daerah Jateng ke Pulau Dewata. "Jika dari hasil pemeriksaan nanti ada sejumlah orang yang memang terlibat bom Bali, tentu mereka akan dibawa ke sini untuk proses selanjutnya," katanya. Secara terpisah, tim investigasi kasus bom Bali II menyebutkan, sedikit-dikitnya ada enam orang yang belakangan ini berhasil diringkus pihak Mabes Polri di daerah Jawa Tengah terungkap selaku tersangka pelaku bom Bali II. Mereka itu, antara lain Puji (31) dan Joko Soroso alias Padang (45), yang selama ini menetap di Jalan Supriyadi Pedurungan, Semarang. Sementara itu, Ardi Wibowo (30) warga Bukit Cempaka Perumahan Sendangmulyo Tembalang, serta Aditya Triyoga (27) yang diringkus petugas di daerah Cawas, Kabupaten Klaten. Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Mabes Polri tercatat menangkap Subur Sugiharto dan Joko Wibowo alias Abu Sayaf, yang masing-masing di daerah Boyolali dan Karanganyar, Jawa Tengah. Abu Sayaf terungkap sebagai orang yang bertugas untuk mencari dana bagi keperluan aksi teror, yang antara lain dilakukan dengan menyerahkan pistol FN milik pribadinya kepada tersangka lain yang bertugas untuk merampok bank. Sementara itu, Subur tercatat sebagai salah seorang yang memiliki peranan penting dalam aksi terorisme, antara lain mengambil gambar lewat kamera dan menggandakannya ke cakram dijital video (VCD) terhadap pengakuan tiga tersangka pelaku bom bunuh diri di Jimbaran dan Kuta pada 1 Oktober 2005. Selain itu, Subur juga merekam gambar Noordin M. Top yang mengenakan busana ala ninja tengah bersungut-sungut sekaligus mengeluarkan kata-kata ancaman yang ditujukan kepada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, yang dianggap telah memerangi umat Islam. Empat tersangka yang sudah terlebih dahulu mendekam di markas Polda Bali di Denpasar adalah Abdul Azis (30), Dwi Widianto alias Wiwid (31) warga Menjangan Semarang, Anif Solhanudin (29) warga Pamularsih Semarang, dan Mohamad Cholili (25) warga Malang, Jawa Timur. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006