"Orang-orang yang mau menggagalkan kongres PSSI akan dipersepsikan sebagai penghianat bangsa oleh masyarakat. Martabat negeri ini akan hancur di mata dunia jika kongres berlangsung kisruh," kata Taufan di Jakarta, Jumat.
Taufan sebelumnya menggelar doa bersama Anak Yatim untuk Sepakbola Indonesia di Pagelaran Kraton Surakarta.
Lebih lanjut Taufan menjelaskan, jika sampai terjadi kegagalan lagi maka martabat bangsa di dunia persepakbolaan langsung anjlok ke titik nadir.
Sepakbola merupakan olahraga terpopuler di Tanah Air. Buktinya, pertandingan tingkat kampung saja bisa disaksikan ratusan penonton. Apalagi ketika tim sepakbola Merah Putih berjaya di kejuaraan AFF Suzuki Cup tahun lalu. Jutaan pasang mata menyaksikan dan mendukung penuh tim Garuda yang dikomandoi Firman Utina tersebut.
"Tidak ada tempat olahraga di Indonesia, mungkin juga di dunia, yang bisa mengalahkan stadion sepakbola dalam hal jumlah penonton. Atmosfer penonton begitu kuat di stadion sepakbola," katanya.
Taufan, menegaskan rasa nasionalisme bangsa terdongkrak signifikan gara-gara sepakbola. Masyarakat, apalagi anak-anak muda, tambahnya merasa bangga memiliki tim sepakbola berlambang Garuda. Rakyat lantas yakin, inilah awal kebangkitan tim sepak bola nasional yang sebelumnya miskin prestasi.
Suksesnya kongres PSSI kali ini tambahnya bakal menjamin hiburan rakyat ini tetap eksis dan diselenggarakan di negeri sendiri. Tak hanya itu, perputaran ekonomi di dunia sepakbola juga tetap terjaga.
"Apakah kita mau menghancurkan semua itu," katanya.
Maka dari itu, tambah Taufan yang juga Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Karang Taruna, mengajak semua elemen masyarakat mendoakan keberhasilan kongres PSSI. Sebab, suksesnya kongres bukan cuma milik Komite Normalisasi PSSI, melainkan seluruh bangsa Indonesia.
"Mari kita jauhi pengerahan massa dan demonstrasi yang menekan keberhasilan kongres. Ada baiknya kita semua mendukung dan berdoa agar kongres berhasil. Kami titipkan penjagaan kesuksesan kongres kepada masyarakat Solo dan sekitarnya," kata Taufan.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
