Washington (ANTARANews/AFP) - Iran meningkatkan dukungannya pada kelompok garis keras Syiah di Irak, memasok mereka dengan senjata-senjata mutakhir, kata seorang perwira militer Amerika Serikat, Kamis.

Laksamana Mike Mullen mengatakan Iran telah membuat satu keputusan untuk mengurangi dukungannya kepada faksi-faksi Syiah tahun 2008 tetapi kini meningkatkan kegiatannya di Irak, mengirim senjata-senjata yang mematikan yang digunakan terhadap pasukan Amerika Serikat.

"Iran mendukung langsung pasukan kelompok garis keras yang membunuh tentara kami," kata Mullen kepada wartawan dalam jamuan makan siang Asosiasi Pers Pentagon.

Pengiriman-pengiramn senjata-senjata yang dilakukan Iran iyu "signifikan dan meningkat," kata laksamana itu, termasuk sistem peluncuran roket, yang dikenal sebagai mortir yang membantu roket rakitan sendiri (IRAM) dan pelunrr berbentuk bahan peledak (EFP).

"Mereka mengirim senjata berteknologi tinggi di sana, IRAM, EFP, yang membunuh tentara kami. Dan forensik membuktikan itu," katanya.

Saat Amerika Serikat dan Irak merundingkan kemungkinan pasukan AS akan tetap berada di negara itu setelah batas waktu 31 Desember, Mullen mengatakan setiap perjanjian pertahanan pada masa depan dengan Baghdad harus memperhatikan ancaman yang ditimbulkan Iran.

"Jika kita mencapai satu persetujuan mengenai pasukan yang akan tetap berada di Irak)... hal itu harus dilakukan dengan memperhatikan pengawasan terhadap Iran," katanya.

Mullen juga mengatakan senjata-senjata yang memasuki Irak diketahui sepenuhnya para pemimpin Iran.

"Saya dapat mengatakan mereka mengetahui itu," katanya.

Mullen, ketua Gabungan Kepala Staf AS mengatakan tidak diragukan Iran sedang berusaha menggunakan pengaruhnya di Irak, teruama di selatan negara itu.

Komentarnya itu mengulang kembali pernyataan dubes AS di Baghdad, James Jeffrey, yang pekan lalu mengatakan bahwa kelompok-kelompok garis keras Syiah yang berhutan budi pada Iran menimbulkan ancaman ketidakstabilan Irak.

Pasukan AS bulan lalu mengalami korban tewas terburuk dalam tiga tahun dengan 14 tentara tewas, sebagian besar akibat serangan-serangan roket.(*)

(Uu.H-RN/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011