Jakarta (ANTARA News) - Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor tiga bagi penduduk Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke, kata Menkes Siti Fadilah Supari. "Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2002 menyebutkan bahwa kanker penyebab kematian nomor tiga. Hal itu berdasarkan jumlah pasien di rumah sakit (RS) yang meninggal akibat kanker mendudukui urutan ketiga," katanya di Jakarta, Selasa. Ketika berbicara pada Seminar Program Deteksi Awal Kanker (Detak) itu, Menkes mengatakan, besarnya kematian penduduk yang disebabkan kanker karena terlambat memeriksakan ke fasilitas kesehatan terdekat sperti di Puskemas dan rumah sakit. "Jika saja pasien kanker datang pada stadium awal ke RS, maka penyakitnya akan dapat disembuhkan dengan berbagai pengobatan dan program pencegahan," katanya. Kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel-sel jaringan tubuh yang menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) bahwa setiap 11 menit ada satu penduduk dunia meninggal karena kanker dan setiap tiga menit ada satu penderita kanker baru. WHO menyatakan terdapat lima jenis kanker yang paling banyak diderita penduduk, yakni kanker paru, payudara, usus besar, lambung dan hati, sedang satu dari sembilan wanita di negara industri maju terkena kanker. Di Indonesia terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk, yakni kanker leher rahim, payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker rektum (usus besar). Khusus pada wanita terdapat lima jenis kanker, yakni kanker leher rahim, payudara, indung telur, kulit, dan rektum. Sementara itu, Direktur PT Kalbe Farma Herman Wijaya mengatakan, para ahli memperkirakan penyebab kanker antara lain, faktor polusi karsinogen kimia, lingkungan dan industri, penurunan daya tahan tubuh, radiasi, obat-obatan tertentu, dan virus. Gejala kanker, antara lain terdapat benjolan di bagian tubuh, demam berulang, nyeri yang tidak jelas penyebabnya, penurunan berat badan, perubahan kebiasaan buang air dan luka yang tidak sembuh. Menurut Herman, deteksi kanker sedini mungkin merupakan solusi terbaik, seperti melakukan "pap smear" untuk kanker leher rahim, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk kanker payudara, foto rontgen untuk kanker paru. Pada kesempatan itu, Menkes Siti Fadilah Supari mencanangkan Program Detak (deteksi awal kanker) yakni program edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kanker dan diharapkan masyarakat berani memeriksakan diri secara dini dan rutin agar risiko kanker dapat terdeteksi lebih awal. Program Detak merupakan kesepakatan bersama antara Yayasan Kanker Indonesia, RS Kanker Dharmais Jakarta dan PT Kalbe Farma Tbk untuk melaksanakan program itu kepda masyarakat yang ditandangani pada 1 November 2005.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006