Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menahan harga eceran gula pasir antara Rp5.500,-Rp6.000, dengan mulai masuknya gula impor ke daerah tujuan distribusi importir terdaftar. "Stok gula sebagian masih di pabrik gula tapi yang lain sudah sampai di pedagang. Meskipun demikian kita sedang mempercepat pendistibusian gula impor," kata Direktur Bina Pasar dan Distribusi, Departemen Perdagangan, Gunaryo, di Jakarta, Selasa. Gula impor milik PTPN X di beberapa tempat sudah tiba di pelabuhan daerah tujuan. Pekan depan akan lebih banyak gula impor yang akan masuk, ujar dia Gunaryo menambahkan, Bulog akan melakukan tender impor gula sedangkan jumlah gula impor milik PT PPI yang masuk sudah hampir 25 persen dari kuota impor yang diijinkan yaitu 55 ribu ton. "Di Medan sudah ada yang masuk ke pasar," ujar Gunaryo. Meski demikian, menurut Gunaryo, operasi pasar gula belum akan dilakukan karena fluktuasi harga dianggap masih normal. "Kenaikannya paling Rp100, ada yang naik dan lalu turun lagi," kata dia. Ia menegaskan bahwa harga eceran gula kemungkinan tidak akan bisa bertahan di Rp5.500, namun pemerintah akan berusaha menahan tetap di bawah Rp6.000,. Ditempat terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian, Kaman Nainggolan mengatakan harga gula lokal naik terpengaruh tingginya harga gula internasional. "Faktor utamanya, subsidi gula di Eropa dikurangi sebagai hasil perundingan WTO sehingga biaya produksi gula naik," kata Kaman. Selain itu, produksi gula dunia juga diperkirakan berkurang karena terjadi pengalihan produk gula menjadi etanol sebagai bahan bakar alternatif (biofuel). "Kuba sebagai produsen gula yang cukup besar melakukan diversifikasi produk menjadi alkohol untuk penganti bensin. Itu mengurangi ekspor mereka," jelasnya. Produksi gula Indonesia saat ini masih kurang jika dibandingkan kebutuhan domestik yaitu hanya sekitar 2,5 juta ton sementara konsumsinya sebesar 3 juta ton.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006