Lebak (ANTARA News) - Puluhan hektare tanaman tomat di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, sejak tiga hari terakhir diserang hama ulat sehingga petani mengalami kerugian.

"Saya kira serangan ulat itu begitu cepat sekitar 20 hektare tanaman tomat kondisinya rusak dan tidak tumbuh subur," kata Aan Tiar (45) seorang petani warga Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Minggu.

Ia mengatakan, pihaknya saat ini merasa bingung karena tanaman tomat seluas satu hektare, dipastikan gagal panen karena batang dan daun tidak tumbuh akibat serangan hama itu.

Penanaman tomat sudah memasuki usia 45 setelah hari tanam dan Agustus mendatang sudah mulai dipanen.

"Kami tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memiliki modal untuk membeli obat-obatan hama," katanya.

Ia juga mengatakan, diperkirakan sekitar 50 petani tomat di wilayahnya dipastikan merugi hingga puluhan juta rupiah karena tidak bisa dipanen itu.

Penyebaranya hama itu begitu cepat sehingga seluruh tanaman tomat yang ada di sini rusak dan gagal panen.

Menurut dia, hama ulat putih tersebut menyerang bagian buah, daun, dan batang habis digrogoti hingga tanaman mati.

Serangan ulat putih terjadi saat matahari sudah terbenam, sehingga menyulitkan bagi para petani untuk membunuh binatang tersebut.

"Kami berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan agar bisa menanam kembali tomat itu," katanya.

Sudin (50) seorang petani di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengaku hama ulat putih sangat ganas karena bisa mematikan tanaman tomat.

Petani sudah maksimal untuk mencegah serangan hama, namun ulat putih sebesar ujung sapu lidi sangat tahan terhadap obat hama insektisida.

"Saya bingung sudah dua kali disemprotkan obat hama, tetapi belum bisa dikendalikan. Saya harus bagaimana apalagi saat ini harga obat-obatan hama melambung naik," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011