New York (ANTARA News) - Keinginan Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB harus segera didukung dengan melakukan penguatan pada jajaran diplomasi, terutama di Perwakilan Tetap RI di PBB New York. "Untuk merebut posisi tersebut, lobi harus diperkuat. Staf di PTRI New York perlu ditingkatkan, yang pulang harus segera diganti, kalau perlu tambah posisi-posisi baru," kata anggota Komisi I DPR RI Djoko Susilo di New York, Selasa. Djoko Susilo mengatakan bawha ia sangat mendukung rencana Deplu RI untuk dapat menempatkan wakilnya di Dewan Keamanan PBB untuk periode 2007-2008. Menurut Djoko, Indonesia yang bangkit sebagai negara demokrasi tersebut sudah saatnya mendapatkan posisi terhormat itu. "Setelah Indonesia sekian lama low profile, kini saatnya menjadi high profile dalam diplomasi intersional seperti di PBB ini," tambah anggota DPR dari Partai Amanat Nasional itu. Ia mengharapkan pencalonan Indonesia benar-benar menjadi keputusan nasional. Dengan demikian semua parpol dan potensi-potensi nasional lainnya harus mendukung usaha tersebut, dan tidak hanya mengandalkan Deplu atau perwakilan tetap RI di PBB. "Anggaran diplomasi pun kalau perlu ditambah jika memang diperlukan untuk meningkatkan peluang tersebut." Namun sayangnya, kata Djoko yang juga anggota panitia anggaran DPR RI itu, sementara ini belum terlihat adanya semacam greget nasional atas rencana tersebut. "Padahal saingan kita cukup berat, yakni Korea Selatan yang jelas lebih banyak uang dan dekat dengan Amerika," ujarnya. Selain dari ASEAN, Indonesia perlu menggalang dukungan dari negara lain melalui lobi di PBB maupun dalam berbagai forum internasional. "Dukungan dari negara anggota OKI atau dari Timur Tengah tampaknya penting untuk memperkuat peluang kita," katanya. Negara-negara Afrika kemungkinan akan mendukung Korea Selatan karena Korsel banyak melalukan investasi di Afrika. Djoko berada di New York untuk menjadi pembicara dalam forum diskusi yang diadakan National Coalition Government of The Union of Burma, sebuah kelompok pro demokrasi Myanmar yang memiliki perwakilandi PBB.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006