Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian bersama-sama dengan sektor swasta melakukan kerja sama untuk mengembangkan tekad dalam mengembangkan jumlah dan nilai ekspor ke luar negeri.

"Kami menargetkan nilai ekspor mencapai 200 miliar dolar AS pada akhir tahun," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, dalam acara nota kesepahaman (MoU) antara Kemendag-Kemenperin-Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin.

Menurut Mari, untuk mencapai hal itu, pemerintah mengandalkan antara lain peran usaha kecil menengah. Karenanya, pemerintah juga akan melaksanakan sejumlah program pembinaan terhadap dunia usaha mengenai pelatihan dan pengembangan ekspor.

Mendag juga menginginkan agar pihak perusahaan menitikberatkan terhadap "social compliance" atau konsep tanggung jawab sosial yang diemban oleh perusahaan tersebut.

Ia mengingatkan bahwa bila "social compliance" tidak dipenuhi maka terdapat kemungkinan akan muncul sejumlah reaksi negatif terhadap produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Selain itu, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam melakukan aktivitas untuk mempromosikan produk ekspor Indonesia di tingkat internasional.

Langkah awal setelah penandatanganan MoU tersebut antara lain adalah pihak Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional akan mensosialisasikan informasi mengenai "social compliance" kepada sejumlah perusahaan di beberapa daerah.

Sebelumnya, terkait dengan pengembangan ekspor produk dari Indonesia, pemerintah Belanda juga telah memberikan bantuan dalam bentuk beragam program senilai sekitar 20 juta euro untuk peningkatan kualitas ekspor komoditas perikanan yang masuk ke wilayah Uni Eropa.

"Mereka (Uni Eropa, termasuk Belanda) berkepentingan agar produk Indonesia yang masuk ke wilayah mereka memenuhi standar mereka," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, seusai penandatanganan letter of commitment (LoC) RI-Belanda di Jakarta, Kamis (7/7).

Fadel memaparkan, kerja sama yang dilakukan melingkupi sejumlah program seperti bidang manajemen pemasaran luar negeri dan "service seafood center".

Menteri Kelautan dan Perikanan mencontohkan, terdapat "training center" di Surabaya yang mendapatkan pelatihan terkait dengan perusahaan yang ingin memasok komoditas perikanan ke Uni Eropa.(*)
(T.M040/M012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011