Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa merasa gundah dengan sikap Partai Demokrat dan Partai Golkar karena kedua partai yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan tersebut terkesan hanya mementingkan partai sendiri terkait parliementary threshold (PT) atau ambang batas.

"Ya, ada kegundahan beliau (Hatta Rajasa). Memang pimpinan partai merasa ada persoalan dengan Setgab. Program Legislasi Nasional (Prolegnas) seperti UU Paket Pemilu tak pernah dibicarakan. Setgab itu ada di DPR kalau ada kepentingan Partai Demokrat saja," demikian dikatakan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Viva Yoga Mauladi di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Anggota Baleg DPR RI menambahkan, dinamika yang terjadi di parlemen seperti pembahasan PT di DPR dimana Partai Demokrat dan Partai Golkar tetap tidak mau menurunkan angka empat dan lima persen.

"Kami di Baleg DPR RI sudah memberikan infomasi kepada ke fraksi dan DPP PAN tentang kondisi politik di DPR, termasuk keenganan PD dan PG untuk membahas PT di Setgab," kata Viva.

Disamping itu, Fraksi PAN juga telah melaporkan kepada Hatta Rajasa soal PT tersebut agar sebelum disahkan menjadi draf RUU Pemilu untuk dibahas di Setgab.

"PG dan PD menegaskan bahwa masalah PT tak perlu bawa ke Setgab. Tapi menurut PAN ini langkah awal, momentum penting untuk samakan persepsi tapi kenyataan tidak dan Setgab hanya bicara yang kecil-kecil saja, hal yang remeh temeh. Soal hidup mati partai tak dibicarakan di Setgab. Kita sudah ingatkan keduanya, tapi mereka bersikukuh, tak mendengarkan," kata Viva.

Bila kondisi seperti ini terus terjadi, tambah dia, tidak tertutup kemungkinan PAN akan mengambil sikap tersendiri. Tidak tertutup kemungkinan juga PAN akan keluar dari Setgab.

"PAN akan jalan sendiri, karena tiap-tiap kasus, konfigurasi Setgab berbeda-beda, misalnya UU Penyelenggara Pemilu, UU politik, PD, PG dan PDIP jadi satu. Jadi untuk apa ada Setgab," kata anggota Komisi IV DPR RI itu.

Ia menyebutkan, PD dan PG adalah partai yang arogan dan tidak menghargai pluralitas, kebhinekaan dan demokrasi. Juga tidak menghargai partai-partai yang tergabung dalam Setgab.

"Partai-partai besar itu maunya mereka memimpin negara ini sendirian," tandas Viva.(*)
(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011