Nantinya, saham yang dilepas `mixed` dari saham Indonesia dan AirAsia Berhad (Malaysia), sehingga saham founder akan terdilusi bersama-sama.
Jakarta (ANTARA) - PT Indonesia AirAsia mengharapkan rencana perusahaan untuk melepas sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dapat dilaksanakan pada 2011.

Presiden Direktur AirAsia, Dharmadi, di Jakarta, Kamis, mengatakan rencana pelaksanaan penawaran umum perdana saham diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun ini sesuai dengan rencana perusahaan.

Dharmadi menambahkan, saat ini perusahaan masih dalam tahap pembicaraan dengan berbagai pihak, di antaranya Kementerian Perhubungan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) terkait hal-hal yang harus dipenuhi sebagai syarat pelaksanaan IPO.

"Kita masih ada pembicaraan dengan berbagai pihak, semua tidak ada masalah. Semua masih terus berjalan sesuai rencana. Tidak ada yang berubah dari target dan rencana semula dari proses IPO ini. Semua masih berjalan lancar dan baik-baik saja," ujar dia.

Sebelumnya, PT Indonesia AirAsia berencana akan melepas sekitar 20 persen saham ke publik melalui IPO pada kuartal empat 2011.

Dalam pelaksanaan IPO itu, perusahaan menargetkan dapat memperoleh dana sekitar 150-200 juta dolar AS atau sekitar Rp1,3-1,8 triliun yang akan digunakan untuk membeli pesawat baru dan memperkuat modal kerja operasional perseroan.

Saat ini, komposisi saham perseroan sebanyak 49 persen dimiliki oleh AirAsia Berhad (Malaysia), dan 51 persen dimiliki oleh Indonesia antara lain sebanyak 20 persen dimiliki oleh Pin Haris, 10 persen oleh Fersindo Nusaperkasa, dan 21 persen oleh PT Langit Biru.

"Kami akan mengikuti peraturan yang berlaku. Nantinya, saham yang dilepas `mixed` dari saham Indonesia dan AirAsia Berhad (Malaysia), sehingga saham founder akan terdilusi bersama-sama," ujar Dharmadi.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011