Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution optimis Indonesia segera mencapai level kawasan penanaman andalan (investement grade) di tengah-tengah pemulihan perekonomian dunia yang melambat.

"Indonesia kita masih tetap percaya dalam waktu tidak terlalu lama, kita akan naik ke investment grade dan itu patut disyukuri bahwa kalau negara lain terancam turun, kita malah arahnya naik," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Darmin menjelaskan, lembaga pemeringkat selalu memberikan penilaian pada awal tahun dan untuk itu tidak dapat dipastikan kapan tepatnya Indonesia segera mendapatkan level investasi.

"Mereka kan memberikan penilaian di awal tahun, tapi kan kita sedang coba untuk berdiskusi apakah ada penilaian lebih cepat, sehingga kita susah mengatakan akhir tahun ini bisa lebih baik," ujarnya.

Menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia sangat baik dan potensi untuk meraih investment grade tinggal menunggu waktu namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan bagi lembaga pemeringkat tersebut dalam memberikan penilaian.

"Memang tetap ada hal-hal mereka masih anggap perlu kejelasan, perlu ada perbaikan. Itu selalu, mereka mau kok bicara, apa sih hambatannya, apa yang harus diperbaiki," ujar Darmin.

Ia mengatakan apabila sudah masuk dalam level tersebut dapat dipastikan Indonesia akan kebanjiran sumber dana jangka panjang dan murah seperti dana pensiun serta asuransi.

"Biasanya dana pensiun di negara maju akan menahan diri masuk kalau belum investment grade. Dana pensiun adalah dana jangka panjang dan murah, sehingga kalau sudah investment grade arus dana memang lebih besar," ujarnya.

Menanggapi kemungkinan penurunan rating utang Amerika Serikat (AS) oleh lembaga pemeringkat Moody`s, Darmin menjelaskan, hal tersebut belum akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian AS.

"Itu biasanya kalau audit ada tanpa pengecualian, ini dengan pengecualian. Ada satu hal yang dianggap belum terselesaikan dengan baik, itu biasanya belum akan mempengaruhi banyak terhadap penilaian dan perekonomian negara itu," katanya menambahkan.
(T.S034/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011