Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengcab PSSI Jaktim, Gatot Haryo Sutedjo, mengingatkan kasus pencoretan pelatih kepala Alfred Riedl seharusnya tidak terjadi jika ada acara serah terima antara Komite Normalisasi kepada pengurus baru yang terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI.

"Seharusnya ada acara serah terima antara Komite Normalisasi dengan pemimpin PSSI yang baru. Komite Normalisasi kan merupakan perwakilan dari pengurus PSSI yang lama," ujar GH Sutedjo di Jakarta, Kamis.

Acara serah terima tersebut, lanjutnya, tak hanya mengenai pengukuhan atas posisi Djohar Arifin Husin sebagai ketua umum PSSI baru, tetapi juga menyangkut hal-hal apa yang "diwariskan" oleh pengurus sebelumnya.

"Serah terima itu termasuk pekerjaan rumah dan berbagai permasalahan penting yang harus diselesaikan oleh pengurus baru. Mungkin di sana dan catatan utang piutang atau apa pun, ya termasuk status pelatih kepala Timnas Alfred Riedl itu tentunya. Bagaimana pun Riedl harus dihormati," kata Sutedjo.

Mengenai pencoretan atau pemecatan Alfred Riedl sebagai pelatih kepala Timnas, Sutedjo juga sangat menyayangkan. Apalagi masing-masing orang memiliki pandangan yang berbeda-beda.

Sutedjo yang sempat mencalonkan diri sebagai wakil ketua umum PSSI menjelang Kongres PSSI 20 Mei lalu mengingatkan pula jika memang ada rencana untuk mencoret Riedl maka seharusnya dikonsultasikan dulu dengan semua pihak terkait.

"Bisa saja kontrak kerja itu diperbarui, mengingat adaptasi seorang pelatih dengan para pemain Timnas membutuhkan waktu yang cukup lama. Saya kira Riedl sudah hafal betul dengan karakter pemain seperti Bambang Pamungkas, Isnan Ali, dan sebagainya. Pemain-pemain kita agak sulit untuk disamakan dengan pemain Eropa," papar Sutedjo.

Ia mengingatkan bahwa kebersamaan para pemain dalam sebuah Timnas berikut pelatihnya membutuhkan proses yang panjang dan tak hanya butuh teknik yang baik.

"Saya kira kurang pas dengan cara (memecat) itu. Seharusnya Riedl dipanggil dan ditegaskan bahwa PSSI sekarang sudah memiliki komando baru, maka dia harus ikut dengan komando yang baru. Bila diperlukan, maka dibuat kontrak baru dengan pengurus PSSI yang baru," ujarnya.

Mengenai alasan pencoretan Riedl yang dihubungkan dengan kontrak pribadi dengan pengurus PSSI Nirwan D Bakrie, Sutedjo mengatakan hal itu sebagai hal yang wajar.

"Itu wajar saja karena kita semua kan tahu memang selama ini dana di PSSI itu lebih banyak berasal dari dia (Nirwan). Mungkin saja pada saat itu Pak Nirwan ingin menyelamatkan Timnas. Hanya saja memang administrasinya pasti harus mengatasnamakan PSSI. Riedl sebagai seorang pelatih asing yang menangani Timnas Indonesia pasti dicatat oleh FIFA maupun AFC. Dampaknya tidak sembarangan," tegasnya.

Terkait dengan itu Sutedjo mengimbau agar pengurus baru PSSI sebaiknya membahas hal ini dengan pengurus lama.

Kemudian, lanjutnya, dilakukan penyerahan pertanggungjawaban karena bagaimana pun pengurus lama harus menyerahkan pertanggungjawaban tersebut kepada pengurus baru.(*)

(ANT-132/T009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011