Kiev (ANTARA News/AFP) - Ular berkepala dua, yang masing-masing kepalanya dapat "berfikir" dan makan secara terpisah dan bahkan saling mencuri makanan dari mulut masing-masing, telah menjadi daya tarik populer di satu kebun binatang Ukraina.

Kingsnake California albino bertubuh kecil itu, yang sekarang diperlihatkan di tempat pelancongan Laut Hitam, Yalta, sangat menarik perhatian pengunjung, kata beberapa pekerja kebun bintang kepada AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis malam.

Kedua kapal ular tersebut benar-benar "mandiri", dalam arti tak selalu sepaham dan suka menjambret makanan dari mulut masing-masing, kata beberapa penjaga kebun binatang swasta itu. Ular tersebut diberi nama Skazka, atau Kisah Peri.

"Kadang-kala satu kepala ini merayap ke satu arah dan yang satu lagi menuju arah lain," kata Direktur Kebun Binatang itu Oleg Zubkov kepada AFP.

Pekerja kebun binatang Ruslan Yakovenko menambahkan ia berusaha memberi makan kedua kepala ular tersebut secara terpisah sebab keduanya kadangkala berkelahi memperebutkan makanan.

"Jika sangat kelaparan, kedua kepalanya mungkin mencuri makanan dari kepala masing-masing," katanya. Ia menambahkan ia juga perlu memisahkan kedua kepala ular itu dengan menggunakan penghalang.

"Kepala kedua mungkin jadi marah, tapi keduanya kemudian merasa puas sebab mereka cuma punya satu perut," kata Yakovenko kepada AFP.

Kebun binatang swasta tersebut mengatakan Kingsnake memburu reptil lain, yang berarti satu kepala ular itu mungkin secara insting berusaha menyerang dan memakan kepala yang satu lagi.

Hewan melata yang memiliki panjang 60 sentimeter dan berusia tiga tahun tersebut adalah pinjaman dari Jerman.

Jumlah pengunjung hampir dua kali lipat sejak ular itu diperlihatkan pada awal Juli, kata penjaga Yakovenko.

"Banyak orang memasuki kebun binatang dengan perasaan takut dan pergi dengan rasa senang," katanya.

Ular tersebut, yang diduga sebagai satu-satunya ular berkepala dua di Eropa, akan dipertunjukkan di Ukraina sampai September.(*)

(Uu.C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011