Roma (ANTARA) - Kepala negara Italia, Sergio Mattarella, pada Sabtu (29/1) terpilih kembali sebagai presiden untuk periode kedua.

Para pemimpin partai sebelumnya meminta Mattarella untuk lanjut bertugas setelah pemungutan suara di parlemen berlangsung selama satu pekan tanpa hasil dalam upaya memilih pengganti dia.

Mario Draghi, yang telah secara terbuka menyampaikan harapan untuk menjadi presiden, akan tetap menjabat sebagai perdana menteri. Mattarella sebelumnya menepis kemungkinan untuk tetap menjabat sebagai presiden.

Tapi karena kondisi politik di negara itu menghadapi guncangan, ia berubah pikiran ketika menghadapi permintaan dari para pemimpin di parlemen yang menemuinya di istana presiden pada Sabtu.

Saat menyampaikan pernyataan di istana presiden, Mattarella mengatakan krisis yang terus berlangsung terkait virus corona serta masalah ekonomi dan sosial yang sedang dialami Italia berarti ia perlu menerima keputusan parlemen.

Dalam sistem politik Italia, presiden adalah sosok yang berkuasa dan bisa menetapkan siapa yang akan menjabat sebagai perdana menteri, juga kerap diharapkan untuk menyelesaikan krisis politik.

Para pemimpin partai yang merasa lega berterima kasih kepada presiden yang berusia 80 tahun ini karena mau tetap menjabat.

Namun, upaya yang bergulir dalam tujuh putaran pemungutan suara untuk mengganti Matarella menyisakan luka mendalam, yang bisa berdampak pada stabilitas politik.

Kendati demikian, pasar keuangan tampaknya bereaksi positif atas keadaan politik saat ini di Italia.

Sumber: Reuters
Baca juga: Italia mulai pemilihan presiden baru pada 24 Januari mendatang
Baca juga: Presiden Italia akan kunjungi Indonesia pada November
Baca juga: Italia tindaklanjuti MoU Presiden Mattarella dan Indonesia

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022