Di tahun 2020 Pertamina menghadapi triple shock sebagai imbas dari pandemi. Meski demikian, kami berhasil mencatat keuntungan sebesar 1,1 miliar dolar AS
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus memberikan performa terbaik bagi Indonesia melalui investasi yang produktif dan menguntungkan negara.
 
Terhitung sejak 2018-2020 perusahaan minyak dan gas bumi pelat merah ini mampu mencetak keuntungan perusahaan sebesar 6,1 miliar dolar AS. Bahkan, Pertamina untung sekitar 2,5 miliar dolar AS pada 2018-2019.
 
"Di tahun 2020 Pertamina menghadapi triple shock sebagai imbas dari pandemi. Meski demikian, kami berhasil mencatat keuntungan sebesar 1,1 miliar dolar AS," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
 
Menurutnya, perseroan secara konsisten tetap mengoperasikan seluruh aktivitas produksinya dari hulu ke hilir, serta menggerakkan seluruh mitra bisnis pada ekosistem bisnis proses Pertamina dan sektor energi Indonesia.
 
Pertamina, kata dia, juga mendapatkan pengakuan dari masyarakat dunia antara lain dari 3 lembaga pemeringkat utang internasional yang menunjukkan BUMN itu mampu mengelola keuangan dan investasi secara prudent, sehingga masuk kategori perusahaan sehat.
 
Lembaga pemeringkat internasional seperti Moody's, S&P, dan Fitch menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level baa2, BBB, dan BBB.
 
"Ini menunjukkan kredibilitas dan kepercayaan investor kepada Pertamina yang semakin meningkat dari waktu ke waktu," ujar Fajriyah.

Baca juga: Pertamina cetak kinerja unggul saat pandemi tahun kedua
 
Pada 2020 perseroan telah menyelesaikan tiga corporate loan sebesar 549 juta dolar AS dan pada  2021 mampu melakukan pembayaran utang bond sebesar 391 juta dolar AS.
 
Fajriyah menegaskan asumsi Pertamina tidak bisa membayar kewajibannya adalah tidak benar. "Saat ini, Pertamina merupakan salah satu perusahaan Indonesia yang sehat, produktif, dan efisien di tengah terpaan pandemi COVID-19," kata Fajriyah.
 
Pertamina melakukan berbagai pengembangan bisnis yang lebih luas dalam rangka mewujudkan aspirasi menjadi global energy champion, sehingga membutuhkan dukungan modal yang kuat dari berbagai sumber baik internal maupun eksternal untuk membiayai penugasan dan pertumbuhan ke depan.
 
Salah satu pendanaan eksternal adalah melalui mekanisme strategic partnership, pinjaman pada lembaga keuangan maupun penerbitan obligasi.
 
“Saat ini rasio utang Pertamina terhadap ekuitas dari sisi keuangan masih dalam batas wajar sebagai perusahaan yang sehat. Begitu pula mekanisme yang dilakukan tetap mengacu pada regulasi yang ada,” kata Fajriyah.
 
Pengakuan internasional atas kinerja keuangan Pertamina juga tampak pada prestasi sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang berada di jajaran Fortune Global 500.
 
Dengan kinerja keuangan tersebut, Pertamina mampu berkontribusi pada pendapatan pemerintah hampir Rp200 triliun pada 2020 yang berasal dari setoran pajak dan dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondesat Bagian Negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina.
 
"Kami berkomitmen menjalankan operasional yang excellent, mencapai pertumbuhan yang positif, dan pada saat bersamaan tetap berkontribusi bagi bangsa negara," ucap Fajriyah.

Baca juga: Pertamina sebut kinerja pembangunan berkelanjutan di jalur yang benar

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022