Bandarlampung (ANTARA News) - Nilai transaksi penyelenggaraan pameran pembangunan dan potensi daerah "Lampung Fair 2011" mencapai Rp18,3 miliar.

"Nominal transaksi tersebut berasal dari stan perusahaan, usaha kecil dan menengah, otomotif, furnitur dan stan lainya," kata Ketua Panitia "Lampung Fair 2011" Ansori Djausal pada penutupan pameran tersebut di Bandarlampung, Senin malam.

Dia mengatakan, acara yang digelar 1-18 Juli itu dikunjungi 276.000 orang atau meningkat 40 persen dari tahun lalu sebanyak 220.000 orang.

"Acara tahunan ini pun telah memberikan manfaat untuk meningkatkan perekonomian Provinsi Lampung dan membantu mempercepat pembangunan daerah," katanya.

Ansori Djausal yang juga Staf Ahli Gubernur Lampung mengatakan, acara ini akan dilakukan evaluasi lagi agar dapat menjadi lebih baik pada pergelaran 2012.

Selain itu, kata dia, pada acara itu juga berhasil mencapai target Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan minum kopi bersama dengan peserta 24.465 orang.

Pemerintah juga memberikan sejumlah penghargaan terhadap anjungan atau stan pameran masing-masing kabupaten yang memamerkan potensi daerah.

Juara I diraih oleh Kabupaten Tulang Bawang, juara II Kabupaten Lampung Selatan, dan juara III abupaten Pesawaran.

Stan perguruan tinggi diraih oleh Universitas Lampung (Unila), stan terfavorit diraih Brigif 3 Marinir, stan pengunjung terheboh diraih PT Indomarco, serta penghargaan untuk stan lainnya.

Ansori mengatakan, pemerintah berterima kasih kepada pengunjung dan ke depan acara ini diharapkan dapat menambah citra positif dan kenyamanan masyarakat.

Wakil Gubernur Lampung Ms Joko Umar Said mengatakan, pameran ini merupakan kegiatan rutin pemerintah untuk memperlihatkan seluruh program pembangunan di daerah.

"Sebagai ajang tahunan diharapkan seluruh pemerintah kabupaten/kota dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi daerahnya untuk mendukung pembangunan di Provinsi Lampung," katanya.

Ia juga meminta seluruh pemerintah daerah untuk terus mempromosikan potensi masing-masing melalui kegiatan apa pun agar investor mau mengivestasikan modalnya. (ANT048/E005/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011